Rabu, 15 Oktober 2014

Maaf Dan Terimakasih :))))

Hari itu (13/10) terjadi sesuatu terhadap diri ini, rasanya ingin marah dan ingin bicara banyak. Tapi seseorang pernah mengingatkanku, "jangan pernah marah jika kamu masih bisa diam, jika yang kamu bisa lakukan saat ingin marah adalah diam, maka menangislah. Tapi jangan sampai orang lain tahu kemarahanmu." tentu saja seseorang itu adalah diriku. Yaa diriku yang slalu berusaha ingin sok tegar melawan masalah.

Hari itu aku ingat sesseorang, benar-benar seseorang, ia berkata, "ga semua hal mesti diceritain ke orang. Ada bagian dimana cuma kamu sendiri yang boleh tahu." Dan dia benar. Terutama jika itu beban yang mungkin akan menambah beban bagi mereka, atau malah sesuatu yang akan membuat mereka merasa bosan.

Hari itu aku benar-benar ingin sendiri saja. Mendengarkan perkataannya. Menyimpan masalahku sendiri. Aku membuat mereka mencemaskanku, mungkin. Uncompakk!! jika bisa kuungkapkan maaf mungkin aku sendiri yang akan mengatakannya. Tapi aku hanya butuh waktu sendiri dan benar-benar. Bukan karena kalian salah, dan seharusnya kalian tidak membuatku merasa bersalah. Kalian benar, orang lebay mesti dilebayin tapi hari itu aku merasa hampa, selucu atau sehebat apa humor hari itu, masih akan kalah denagn masalahku. Tapi teimakasih, hari itu aku merasa ada diantara kalian. Kalian ada saat aku butuh. Tapi aku menolak untuk itu. Maaf!! Aku hanya ingin mengajarkan diriku bahkan jika harus memaksanya aku pasti akan melakukannya, aku harus sendiri bersama maslahku. Maaf membuat kalian tidak nyaman!! Jika aku bisa mengungkapkan semuanya aku hanya ingin bilang maaf, tapi untuk itupun aku tak bisa. Dan seperti inilah diriku yang sebenarnya. Maaf!! Terimakasih!!

Terkesan bodoh. Harus sendiri berjalan ntah kemana dan untuk apa. Yang aku ingat hari itu berjalan menaiki lantai demi lantai gedung kuliah. Duduk di pojok belakang kelas dengan Al Qur'an lagi. Mendengarkan musik. Dan ntah apa yang terjadi setelah itu aku tak sadar dengan jelas. dikelas dan saat ak bangun semua sepi dan aku pun beranjak meninggalkan kelas. Lalu kembali berjalan ntah mencari apa. Tak ada hujan yang melindungiku, tepatnya airmataku. Tapi setidaknya kabut asap yang dengan jarak 10 meter saja, orang tidak akan tahu aku disana menangis. Kabut asap membantuku menutupi diriku yang berjalan sendiri membawa masalah hari tu. Aku tak merasa lelah tapi sungguh, sesak sekali dada ini. Ntah terlalu banyak menghirup asap atau justru masalahku yang semakin melemahkanku. Sampai saat aku sadar, aku sudah terlalu jauh dan hampir saja tertabrak angkot yang melintas, baru saja aku sadar meminta maaf dan langsung naik. Ahh ya, bodoh sekali hari itu. (Hy...)

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

ask me?