Minggu, 24 Agustus 2014

Mrs. Kepo

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam keadaan diam sekalipun. Membaca, mendengar bahkan merasakan. bagaimanapun itu tentu akan sangat menyenangkan, bukan?


Perkenalkan, aku yani. Sejak saat itu aku menyebut diriku Mrs. Kepo. Kenapa? Ntahlah, aku sering begini, mempercayai setiap apa kata mereka tentang diriku.  Mungkin bagiku pernyataan mereka adalah cermin yang paling baik. Ahh, tidak juga. Mungkin hanya kebetulan saja. Semuanya berawal dari cerita yang sangat asing bagiku sejak semuanya mengaharuskanku untuk berhenti. 

Singkatnya gini,
Aku menyukai anak manusia yang aku sendiri tidak mengenalnya. Masih terlalu dini memperkenalkannya sebagai seorang kekasih. Tapi begitu adanya sesuatu yang menyentuh sebuah penggaris mengukur besarnya denyut nadi yang terus saja menerobos persendian siku lalu ke bahu dan sampailah pada jantung yang sejak awal sudah menghidupiku dari setiap udara gratis yang Dia ciptakan. Sungguh, fenomena alam yang aku sendiri sulit menjelaskannya.

Untuk pertama kalinya aku terlambat mengatakan aku menyukainya, untuk kedua kalinya aku terlambat meninggikan perasaanku untuk tidak mengatakannya, dan ketiga kalinya aku terlambat mengatakan selamat tinggal padanya. sampai disitu sajakah? Keempat kalinya aku juga terlambat mengatakan kembalilah pada kebaikanmu. kelima kalinya aku terlambat mengatakan aku minta maaf. Kelima kalinya aku pun terlambat memberikan berita duka tentang kerinduan yang tak terarah. Keenam kalinya aku terlambat lagi mengatkan selamat tinggal. Ketujuh pun aku masih terlambat mengatakan aku baru saja kembali pada hati yang telah perrgi. Kedelapan aku terlambat memilihkan tempat yang tepat untuk perasaanku sendiri. Kesembilan kalinya aku pun masih saja terlambat membiarkan perasaan ini tumbuh sewajarnya. Kesepuluh dan kessebelass kalinya aku terlambat mengatakan maaf dan terimakasih. Keduabelas kalinya aku terlambat untuk move on. Ketigabelas kalinya aku terlambat move away . Tapi keempatbelas kalinya aku justru terlambat menyadari bahwa Dia tidak pernah meninggalkanku.

Mrs. Kepo sepertiku ini selalu hidup dengan obsesi-obsesi yang sangat penting. Belum lagi ego yang selalu menempatkan posisi dari setiap obsesi tersebut dalam draft skala prioritas utama. Wahh, rasanya punya banyak keinginan untuk masa depan cemerlang.
Mrs. Kepo sepertiku ini, selalu ngedate dijam-jam segini, malam-malam yang penuh dengan tugas-tugas dunia. Termasuk tugas mencari tau aktivitasnya. Hmmmm, apa aja sih? Ya, bukan kebiasaan juga sih, tapi  seru aja. Terkadang "nyesek", sedih, bahagia, ketawa sendiri, nangis sendiri juga pastinya. Ahh, kepo itu buahnya beraneka ragam dee. Malah terkadang bisa campur-campur juga kayak gado-gado, nyummiiii..

Ada banyak tujuan kenapa aku sering banget kepo. Aku cuma pingin tau sih, awalnya. Nah lama-lama hal itu berkembang. Terlebih berawal dari sindiran. Aku mah keras kepalanya kebangetan jadi semakin dijarakin ya semakin jadi dee.

Ntahlah ssebenernya ini tuh ngomongin aku yang kepo atau nyindir orang yang suka ngepoin aku? haha pede gilakkk. Tapi yaaaa, sejak doi bilang saya ini kepo bahkan dibanding-bandingin sejak itu aku mah sadar, langsung bangun dan mandi wajib. Tujuannya sih biar makin sering kepo dan makin sering cari tau. Tapi bukan ngepoi hal-hal ga penting kaya merekalah. uppssss, gmereka yang usil sama aku, yang ga suka akunya bahagia, da sekarang mah aku kasih aja semua kebahagiaan aku buat mereka yag uda dengan sengaja aku sakitin hatinya. Sekarang aku lagi ngepoin perintah-perintah dan larangan-Nya. Itu aja!!

Mrs. Kepo juga bisa hidup tanpa orang-orang yang membebani hatinya.
Makin ngelantur nihh, uda malem kali yaa :D

see you, babay :)

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

ask me?