Sabtu, 13 Desember 2014
Kamis, 06 November 2014
Ada Banyak
ada banyak sekali hal membosankan
ada sekali saja tersadar membosankan
namun itu semakin menjadi ketertarikan
tidak tau bagaimana sulitnya
hal membosankan menjadi indah dijalani
ada banyak sekali cerita berulang
ada sekali saja menerima semua
namun itu membuat penguatan semakin kuat
seperti apa sulitnya
cerita yang sama akan menguatkan
ada banyak terimakasih yang terucapkan
ada sekali saja kata maaf sampai
ada saja rasa yang semakin engganjal
semuanya ada dalam paket bulan ini
sederet nama muncul begitu saja
ada saja menerka-nerka apa-apa yang tidak ada
ada saja saatnya merasa kosong penuh amarah
tapi penguatan tidak ingin lenyap dari rasa percaya
ada banyak cinta tapi aku hanya bisa mencintainya
ada yang tulus aku malah masih mengharapkannya
aku kira aku berusaha tapi aku menghindar dari usahaku
aku mengerjakan semua hal tapi aku kembali lagi
terus saja aku berlari dari realita yang sudah di pelupuk mata
percayakah?
ntahlah, aku benar belum mau
mungkin itu....
dilupakan itu menyakitkan
digantikan itu menghancurkan
tapi sedikit saja tak pernah mengikis perasaan indahku
indah bagiku
mungkin itu,
yang ada sekarang jangankan tersenyum
yang ada sekarang jangankan tersenyum
melirik saja aku tak pernah sanggup lagi
ke arah manapun sudah kucoba
ke tempat lainpun aku melangkah
tapi apapun bentuknya
ke arah manapun sudah kucoba
ke tempat lainpun aku melangkah
tapi apapun bentuknya
aku terlalu dalam terjebak di cinta yang dangkal
cintanya yang dangkal
menenggelamkan setiap logikaku
dan aku selalu ingin kembali
dan aku selalu ingin kembali
01 November 2014
Hy...
Senja Terakhir
Aku melihatmu di detik senja terakhir
Tersenyum manis pada seseorang yang tak kenal
Aku melihatmu di detik senja terakhir
Dengan tetesan airmata yang turun bergantian
Aku melihatmu dengan hati teriris
Ingin tersenyum namun tak mampu
Senja terakhir,
Aku menunggumu pada senja terakhir
Berharap bersamamu memandang langit jingga
Tersenyum manis pada seseorang yang tak kenal
Aku melihatmu di detik senja terakhir
Dengan tetesan airmata yang turun bergantian
Aku melihatmu dengan hati teriris
Ingin tersenyum namun tak mampu
Senja terakhir,
Aku menunggumu pada senja terakhir
Berharap bersamamu memandang langit jingga
#catatan lembayung
-Puji
Senja terakhir .....
Itu adalah senja terakhir kulihat kala itu
Kau dan dia bersama melontarkan senyuman satu sama lain di senja terakhir....
Sejak itu tak pernah kulihat lagi senja....
Bahkan, aku lupa bagaimana itu senja....
Senja yang dulu kutunggu
Senja yang dulu kunanti...
Telah pergi bersama senja terakhirku....
-Melinda
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terimakasih kalian yang telah meluangkan waktu kuliahnya buat nulis disecuil tissu dan kertas.
Terimakasih telah menuangkan sedikit dari perasaan perih ini dalam bait-bait beriiringan airmata.
Aku tak pernah tau apa jadinya aku tanpa pendengar seperti kalian :))))
Terimakasih untuk kata indah yang kalian ukir dalam hidupku :))
Inderalaya, 05 November 2014
Inderalaya, 05 November 2014
Hy...
Rabu, 15 Oktober 2014
Maaf Dan Terimakasih :))))
Hari itu (13/10) terjadi sesuatu terhadap diri ini, rasanya ingin marah dan ingin bicara banyak. Tapi seseorang pernah mengingatkanku, "jangan pernah marah jika kamu masih bisa diam, jika yang kamu bisa lakukan saat ingin marah adalah diam, maka menangislah. Tapi jangan sampai orang lain tahu kemarahanmu." tentu saja seseorang itu adalah diriku. Yaa diriku yang slalu berusaha ingin sok tegar melawan masalah.
Hari itu aku ingat sesseorang, benar-benar seseorang, ia berkata, "ga semua hal mesti diceritain ke orang. Ada bagian dimana cuma kamu sendiri yang boleh tahu." Dan dia benar. Terutama jika itu beban yang mungkin akan menambah beban bagi mereka, atau malah sesuatu yang akan membuat mereka merasa bosan.
Hari itu aku benar-benar ingin sendiri saja. Mendengarkan perkataannya. Menyimpan masalahku sendiri. Aku membuat mereka mencemaskanku, mungkin. Uncompakk!! jika bisa kuungkapkan maaf mungkin aku sendiri yang akan mengatakannya. Tapi aku hanya butuh waktu sendiri dan benar-benar. Bukan karena kalian salah, dan seharusnya kalian tidak membuatku merasa bersalah. Kalian benar, orang lebay mesti dilebayin tapi hari itu aku merasa hampa, selucu atau sehebat apa humor hari itu, masih akan kalah denagn masalahku. Tapi teimakasih, hari itu aku merasa ada diantara kalian. Kalian ada saat aku butuh. Tapi aku menolak untuk itu. Maaf!! Aku hanya ingin mengajarkan diriku bahkan jika harus memaksanya aku pasti akan melakukannya, aku harus sendiri bersama maslahku. Maaf membuat kalian tidak nyaman!! Jika aku bisa mengungkapkan semuanya aku hanya ingin bilang maaf, tapi untuk itupun aku tak bisa. Dan seperti inilah diriku yang sebenarnya. Maaf!! Terimakasih!!
Terkesan bodoh. Harus sendiri berjalan ntah kemana dan untuk apa. Yang aku ingat hari itu berjalan menaiki lantai demi lantai gedung kuliah. Duduk di pojok belakang kelas dengan Al Qur'an lagi. Mendengarkan musik. Dan ntah apa yang terjadi setelah itu aku tak sadar dengan jelas. dikelas dan saat ak bangun semua sepi dan aku pun beranjak meninggalkan kelas. Lalu kembali berjalan ntah mencari apa. Tak ada hujan yang melindungiku, tepatnya airmataku. Tapi setidaknya kabut asap yang dengan jarak 10 meter saja, orang tidak akan tahu aku disana menangis. Kabut asap membantuku menutupi diriku yang berjalan sendiri membawa masalah hari tu. Aku tak merasa lelah tapi sungguh, sesak sekali dada ini. Ntah terlalu banyak menghirup asap atau justru masalahku yang semakin melemahkanku. Sampai saat aku sadar, aku sudah terlalu jauh dan hampir saja tertabrak angkot yang melintas, baru saja aku sadar meminta maaf dan langsung naik. Ahh ya, bodoh sekali hari itu. (Hy...)
Hari itu aku ingat sesseorang, benar-benar seseorang, ia berkata, "ga semua hal mesti diceritain ke orang. Ada bagian dimana cuma kamu sendiri yang boleh tahu." Dan dia benar. Terutama jika itu beban yang mungkin akan menambah beban bagi mereka, atau malah sesuatu yang akan membuat mereka merasa bosan.

Terkesan bodoh. Harus sendiri berjalan ntah kemana dan untuk apa. Yang aku ingat hari itu berjalan menaiki lantai demi lantai gedung kuliah. Duduk di pojok belakang kelas dengan Al Qur'an lagi. Mendengarkan musik. Dan ntah apa yang terjadi setelah itu aku tak sadar dengan jelas. dikelas dan saat ak bangun semua sepi dan aku pun beranjak meninggalkan kelas. Lalu kembali berjalan ntah mencari apa. Tak ada hujan yang melindungiku, tepatnya airmataku. Tapi setidaknya kabut asap yang dengan jarak 10 meter saja, orang tidak akan tahu aku disana menangis. Kabut asap membantuku menutupi diriku yang berjalan sendiri membawa masalah hari tu. Aku tak merasa lelah tapi sungguh, sesak sekali dada ini. Ntah terlalu banyak menghirup asap atau justru masalahku yang semakin melemahkanku. Sampai saat aku sadar, aku sudah terlalu jauh dan hampir saja tertabrak angkot yang melintas, baru saja aku sadar meminta maaf dan langsung naik. Ahh ya, bodoh sekali hari itu. (Hy...)
Sabtu, 27 September 2014
Welcome Home!!
10:00:00 PM
No comments
Huaaaa, hari ini 27 September 2014
Akhirnyaaa, menunggu selama 9 bulan itu sungguh amat menegangkan.
Welcome home my little friends :* ikan-ikan, inilah rumah baru kalian :)
Belum siap kasih nama nih,
Welcome home juga Blue Guitar :*
semoga lancar belajar, aamiin :)
Akhirnyaaa, menunggu selama 9 bulan itu sungguh amat menegangkan.
Welcome home my little friends :* ikan-ikan, inilah rumah baru kalian :)
Belum siap kasih nama nih,
Welcome home juga Blue Guitar :*
semoga lancar belajar, aamiin :)
Kamis, 25 September 2014
Blue Sky-Cn Blue
Looking for a place to live in,
There’s a long way to go, dreaming of a life.
When the night has seemed to be,
Just fear at the free, it’s intertwined.
Moment of the time is giving, how do we make it when we try.
All the words could say.
Looking at the sky,
Tells the story what you see.
Just I know.
All the people say in case,
‘Cause there is just the one blue.
We might see, maybe, same clouds at the same time.
Even if another day,
We are attached with the hope of who we are.
When the days give time for losing,
Nothing’s ever been so meant to be, all the wrong.
Here is just no strength to be, no streaming what you see, The destiny…?
Everyone to say, it made a way, carry on from day to day,
Finding our part to play.
Reaching for the sky,
In the distance how we’re there.
Done by hope.
Hold your heart then there will be,
‘Cause you’re in, your the story.
We can see something, hidden in the pages say,
We are the ones whose gotta be there.
Don’t let go, the hope is in us who we are.
What if we could tell it’s gonna last somehow, we wind up.
What if we could take out all the wasted time.
Every little thing that we do, all the ways we feel.
Close your eyes, just feel it coming,
It’s getting stronger, then you see.
Looking at the sky,
Tells the story what you see.
Just I know.
All the people say in case,
‘Cause there is just the one blue.
We might see, maybe, same clouds at the same time.
Even if another day,
We are attached with the hope of who we are.
There’s a long way to go, dreaming of a life.
When the night has seemed to be,
Just fear at the free, it’s intertwined.
Moment of the time is giving, how do we make it when we try.
All the words could say.
Looking at the sky,
Tells the story what you see.
Just I know.
All the people say in case,
‘Cause there is just the one blue.
We might see, maybe, same clouds at the same time.
Even if another day,
We are attached with the hope of who we are.
When the days give time for losing,
Nothing’s ever been so meant to be, all the wrong.
Here is just no strength to be, no streaming what you see, The destiny…?
Everyone to say, it made a way, carry on from day to day,
Finding our part to play.
Reaching for the sky,
In the distance how we’re there.
Done by hope.
Hold your heart then there will be,
‘Cause you’re in, your the story.
We can see something, hidden in the pages say,
We are the ones whose gotta be there.
Don’t let go, the hope is in us who we are.
What if we could tell it’s gonna last somehow, we wind up.
What if we could take out all the wasted time.
Every little thing that we do, all the ways we feel.
Close your eyes, just feel it coming,
It’s getting stronger, then you see.
Looking at the sky,
Tells the story what you see.
Just I know.
All the people say in case,
‘Cause there is just the one blue.
We might see, maybe, same clouds at the same time.
Even if another day,
We are attached with the hope of who we are.
Selasa, 23 September 2014
Tulisan Kerinduan 5
12:32:00 AM
No comments
Lagi, malam ini aku berusaha menahan diri untuk tidak menulis tentangmu, aku berusaha keras tidak menuangkan satu kata pun untukmu, tapi aku benar-benar ingin menulis untukmu. Tak peduli kamu tak akan membacanya. Tak peduli kamu akan tahuinya apalag merasakannya. Aku tidak peduli itu. Aku hanya ingin menulis yang tidak bisa aku sampaikan.
Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya benar-benar pergi, Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sulitnya menahan agar airmata ini tidak jatuh berulang kali. Sekalipun kamu pernah merasakannya, aku tidaklah sekuat perasaanmu yang bisa benar-benar pergi dengan mudah.
Kamu telah mengajarkanku banyak hal, Aku belajar banyak. Tentang cinta, cita, kasih sayang, suka-duka, luka, tawa, persahabatan, perpisahan dan segala hal yang bukan dalam waktu singkat. Hampir sebagian hidupku kuhabiskan belajar dari kehidupanku ini. Kehidupan sejak aku mengenalmu.
Kamu sahabat terbaik yang pernah aku miliki, sejak awal kamu adalah semangat yang tidak pernah terkikis oleh waktu. Tapi sekarang, semua benar-benar berubah saat aku memuuskan untuk pergi.
Malam itu kamu benar, aku tidak salah atas hubungan kita selama ini. Itulah hal paling indah yang pernah kamu katakan selama aku memiliki perassaan ini. Kamu juga benar saat mengatakan aku sama dengannya karena aku memang tidak pernah menjadi diriku. AKu tidak berusaha menjadi diriku, aku hanya ingin menjadi sepertinya dan lebih baik darinya, bukan untuk diriku. Tapi untuk membuat kau percaya aku bisa lebih baik dari dia.
Dan malam itu kamu sangat benar, aku tidak bisa mengerti orang lain. Bahkan aku pun tak pernah mengerti diriku sendiri, apa kau tau? Aku hanya ingin semua orang mengerti apa yang ku mau, membuat mereka harus seperti yang ku inginkan. Menjadikan diriku penting untuk orang lain. Tanpa pernah perduli dengan perasaan oran lain. Kau benar itu semua.
Bahkan saat kau mengatakan tidak bisa pun aku masih dengan egoku.
Kenapa kau baru mengatakannya malam itu? kenapa? Apa aku terlalu buruk untuk mendapat perlakuan baik.
Selama aku memupuk perasaanku, aku yakin ia akan tumbuh dan berbuah manis pada saatnya. Aku yanng bukan siapa-siapa ini berani melangkah dan berharap banyak. Aku mungkin jahat, egois, tidak setia, tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan keburukan lain yang aku lakukan tapi kenapa baru malam itu aku tahu? Jika aku seburuk itu kenapa kau tidak jadi lebih baik dariku? kenapa tidak memberiku kesempatan untuk memerikan penilaian akhir yang amat baik untukku. Kenapa? Kenapa kau tidak mengajarkanku utuk menjadi baik dari keburukanku, mengajarkan kesetiaan kejujuran, tanggung jawab dan semua kebaikan yang kau punya? kenapa kau malah membalasku? agar aku mengerti agar aku pahamkah? itu katamu..
Tapi kenapa aku harus merasakan yang kau rasakan semestara kau tidak pernah tau, betapa sakitnya hidup bersama perasaan ini yang bertahun-tahun tidak terucapkan. Kenapa?
Bahkan aku kehilangan semua semangatku. Kau menjatuhkanku. Kau buat aku sulit bangun.
Kau tau? aku tidak akan pernah membenci dia jika kau tidak mengajariku. Kau benar, malam itu kau juga benar, Kamu yang salah.
Sekarang, aku hanya merindukanmu, merindukan sahabatku yang tidak pernah meninggalkanku, meskipun kau sahabat yang hanya tau ketika aku tertawa.
Aku sangat merindukanmu,
Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya benar-benar pergi, Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sulitnya menahan agar airmata ini tidak jatuh berulang kali. Sekalipun kamu pernah merasakannya, aku tidaklah sekuat perasaanmu yang bisa benar-benar pergi dengan mudah.
Kamu telah mengajarkanku banyak hal, Aku belajar banyak. Tentang cinta, cita, kasih sayang, suka-duka, luka, tawa, persahabatan, perpisahan dan segala hal yang bukan dalam waktu singkat. Hampir sebagian hidupku kuhabiskan belajar dari kehidupanku ini. Kehidupan sejak aku mengenalmu.
Kamu sahabat terbaik yang pernah aku miliki, sejak awal kamu adalah semangat yang tidak pernah terkikis oleh waktu. Tapi sekarang, semua benar-benar berubah saat aku memuuskan untuk pergi.
Malam itu kamu benar, aku tidak salah atas hubungan kita selama ini. Itulah hal paling indah yang pernah kamu katakan selama aku memiliki perassaan ini. Kamu juga benar saat mengatakan aku sama dengannya karena aku memang tidak pernah menjadi diriku. AKu tidak berusaha menjadi diriku, aku hanya ingin menjadi sepertinya dan lebih baik darinya, bukan untuk diriku. Tapi untuk membuat kau percaya aku bisa lebih baik dari dia.
Dan malam itu kamu sangat benar, aku tidak bisa mengerti orang lain. Bahkan aku pun tak pernah mengerti diriku sendiri, apa kau tau? Aku hanya ingin semua orang mengerti apa yang ku mau, membuat mereka harus seperti yang ku inginkan. Menjadikan diriku penting untuk orang lain. Tanpa pernah perduli dengan perasaan oran lain. Kau benar itu semua.
Bahkan saat kau mengatakan tidak bisa pun aku masih dengan egoku.
Kenapa kau baru mengatakannya malam itu? kenapa? Apa aku terlalu buruk untuk mendapat perlakuan baik.
Selama aku memupuk perasaanku, aku yakin ia akan tumbuh dan berbuah manis pada saatnya. Aku yanng bukan siapa-siapa ini berani melangkah dan berharap banyak. Aku mungkin jahat, egois, tidak setia, tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan keburukan lain yang aku lakukan tapi kenapa baru malam itu aku tahu? Jika aku seburuk itu kenapa kau tidak jadi lebih baik dariku? kenapa tidak memberiku kesempatan untuk memerikan penilaian akhir yang amat baik untukku. Kenapa? Kenapa kau tidak mengajarkanku utuk menjadi baik dari keburukanku, mengajarkan kesetiaan kejujuran, tanggung jawab dan semua kebaikan yang kau punya? kenapa kau malah membalasku? agar aku mengerti agar aku pahamkah? itu katamu..
Tapi kenapa aku harus merasakan yang kau rasakan semestara kau tidak pernah tau, betapa sakitnya hidup bersama perasaan ini yang bertahun-tahun tidak terucapkan. Kenapa?
Bahkan aku kehilangan semua semangatku. Kau menjatuhkanku. Kau buat aku sulit bangun.
Kau tau? aku tidak akan pernah membenci dia jika kau tidak mengajariku. Kau benar, malam itu kau juga benar, Kamu yang salah.
Sekarang, aku hanya merindukanmu, merindukan sahabatku yang tidak pernah meninggalkanku, meskipun kau sahabat yang hanya tau ketika aku tertawa.
Aku sangat merindukanmu,
Sabtu, 20 September 2014
Jalan Surga
Meski karena kekecewaan tercipta oleh diri
Karena jalan yang ditempuh
Tak selamanya bertabura bunga yang semerbak
Namun juga jalan yang penuh kerikil tajam
Cinta kita tak boleh terkikis
Mski hati sering menangis
Genggam jemariku dalam perbincangan kita
Juga dalam dekapan yang menentramkan
Agar air mata dapat terhapus
Meski estapa berkunjung tanpa ampun
Cinta tak boleh goya
Karena kita sellau bersatu dalam doa
Dan dalam doa itulah
Interaksi kita dengan Sang Pemillik Cinta
Karena dengan-Nya segala nestapa menjadi permata
Yang mengobati luka tanpa sengaja
Semoga biduk cinta kita tetap terkayuh dalam ridho-Nya
Dan dalam dekpan kasih-Nya
Selamanya.
Dikutip dari buku Tausiyah Cinta –No Khalwat Until Akad-
Jalan Surga
Entah Siapa Dan Dimana
Untukmu yang jauh disana, terkadang mata ini iri kepada
hati, karena kau ada di hatiku namun tidak tampak di mataku.
Aku tidak memiliki alasan pasti mengapa sampai saat ini
masih ingin menunggumu, meski kau tak perrnah meminta untuk ditunggu dan
diharapkan.
Hati ini meyakini bahwa kau ada, meski entah dibelahan bumi
mana.
Yang aku tahu, kelak aku akan menyempurnakan hidupku
denganmu, disini, disisiki.
Maka saat hatiku telah mengenal fitrahnya, aku akan berusaha
mencintaimu dengan cara yang dicintai-Nya.
Sekalipun kita belum pernah bertemu, mungkin saat ini kita
tengah melihat langit yang sama, tersenyum menatap rembulan yang sama.
Disanalah, tatapmu dan tatapku bertemu.
Dikutip dari buku Tausiyah Cinta –No Khalwat Until Akad-
Cinta Dalam Diam
Takkkan cukup ditulis dengan lautan tinta
Karena didalamnya tersimpan banyak cerita
Antara aku, kau dan Sang pencipta
Sungguh, aku hanyalah wanita biasa
Tumbuh karena cinta, besar pun karena cinta
Aku tak bisa berdusta
Ketika cita hadirkan rasa
Kata demi kata pun terangkai tanpa sengaja
Syair pun mulai berperan di dalamnya
Membumbu indah menjadi susunan kalimat
Kala hati mulai terpikat
Bait-bait doa terpanjat syahdu
Aku bercakap dalam bisu
Aku tak tahu, inikah sesungguhnya rindu?
Deguphati mulai menderu,, haru
Sungguh,
Ku wanita biasa, manusiawi jika kuharap cinta
Tentu teriringridha dan doa, jika memang cintaku mendamba
surga
Izinkanlah aku bersamanya
Dikutip dari buku Tausiyah Cinta –No Khalwat Until Akad-
Cinta Dalam Diam
Senin, 15 September 2014
Itu sudah pasti kamu
11:42:00 PM
No comments
Kamu, yang aku sebut cinta pertama.
Jika saat ini aku harus bertanya tentu aku akan bertanya kenapa kamu tak pernah bisa jujur dan tulus?
Jika saat ini seribu pertanyaan muncul yang paling ingin aku jawab adalah pertanyaan darimu, apapun itu.
Jikaku harus kembali kemasalalu aku ingin sekali memperbaiki keretakkan hubungan kita.
Jika bisa ke masa itu aku ingin kau tak membenci dan tak pergi dariku.
Jika bisa kujajaki masa itu aku ingin menjajaki masa dimana aku merasakan cintamu.
Jika aku bisa mengubah masalalu aku akan mengubah hari dimana cintaku kuungkap.
Jika aku bisa memilih lagi aku ingin tetap menjadi sahabatmu saja.
Saat ini, aku ingin...
Jika aku harus jatuh cinta lagi tentu kepadamu.
Jika harus membuat seseorang mencintaiku tentu aku mau kamu.
Jika harus dicintai seseorang itu pasti kamu.
Jika harus berjuang tentu untukmu.
Jika harus memiliki itu kamu.
Jika harus dimiliki aku ingin dimiliki olehmu.
Jika harus sekarang aku ingin menjadi yang halal bagimu.
Jika aku punya seribu mimpi untuk masa depanku sudah pasti kau
prioritas hidupku.
Tapi saat ini juga,
Jika aku harus disakiti biarlah itu kamu yang melakukan.
Jika harus melupakan seseorang itu kamu.
Jika harus membenci seseorang itu kamu.
Hanya karena kamu, yang kusebut cinta pertamaku.
Bukan karena kamu yang pertama atau yang paling lama.
Tapi karena perasaan ini masih sama seperti saat pertama.
Saat sepotong penggaris mulai mengukur.
Sampai si monyet tak bisa berhenti.
Semua karena perasaanku.
Karena aku tidak pernah menyesal.
Tidak akan pernah.
Tapi karena kamu yang dikenalkan Tuhan.
Untuk mengajariku banyak hal.
Hanya mengajarkan bukan untuk terus bersamaku.
Maaf dan terimakasih.
Aku tahu semuanya sudah berubah.
Aku akan menemui mereka yang Tuhan hadirkan seperti menghadirkanmu.
Sampai "entah siapa dan dimana" kutemui pada saatnya.
Jika saat ini aku harus bertanya tentu aku akan bertanya kenapa kamu tak pernah bisa jujur dan tulus?
Jika saat ini seribu pertanyaan muncul yang paling ingin aku jawab adalah pertanyaan darimu, apapun itu.
Jikaku harus kembali kemasalalu aku ingin sekali memperbaiki keretakkan hubungan kita.
Jika bisa ke masa itu aku ingin kau tak membenci dan tak pergi dariku.
![]() |
24 Juni 2009 |
Jika aku bisa mengubah masalalu aku akan mengubah hari dimana cintaku kuungkap.
Jika aku bisa memilih lagi aku ingin tetap menjadi sahabatmu saja.
Saat ini, aku ingin...
![]() |
24 Juni 2009 |
Jika harus membuat seseorang mencintaiku tentu aku mau kamu.
Jika harus dicintai seseorang itu pasti kamu.
Jika harus berjuang tentu untukmu.
Jika harus memiliki itu kamu.
Jika harus dimiliki aku ingin dimiliki olehmu.
Jika harus sekarang aku ingin menjadi yang halal bagimu.
![]() |
29 Agustus 2011 |
prioritas hidupku.
Tapi saat ini juga,
Jika aku harus disakiti biarlah itu kamu yang melakukan.
Jika harus melupakan seseorang itu kamu.
Jika harus membenci seseorang itu kamu.
![]() |
Juni 2014 |
Bukan karena kamu yang pertama atau yang paling lama.
Tapi karena perasaan ini masih sama seperti saat pertama.
Saat sepotong penggaris mulai mengukur.
![]() |
Juni 2014 |
Semua karena perasaanku.
Karena aku tidak pernah menyesal.
Tidak akan pernah.
Tapi karena kamu yang dikenalkan Tuhan.
Untuk mengajariku banyak hal.
Hanya mengajarkan bukan untuk terus bersamaku.
Maaf dan terimakasih.
Aku tahu semuanya sudah berubah.
Aku akan menemui mereka yang Tuhan hadirkan seperti menghadirkanmu.
Sampai "entah siapa dan dimana" kutemui pada saatnya.
Jumat, 12 September 2014
Semua Akan Berlalu
Malam ini bulanku sedang pergi,
Kau benar jauh dan nyata bagiku,
Malam ini bintangku telah kembali,
Pun kau amat banyak dalam tulisanku,
Ahh yaa malam ini masih dengan keheningan,
Hujan turun disudut mataku,
Ku coba bertahan bersama pecahan kerinduan,
Siapakah yang telah kita pilih,
Tentu pasti harapan terbaik,
Tak terkira apa saja yang lebih baik,
Tak akan kuhalangi,
Meski rumah ini tak kau datangi lagi,
Kapanpun semua akan datang,
Berbagi kehidupan,
Cerita apapun itu pasti akan datang,
Ingatlah semua yang telah terjadi,
Setiap langkah yang kita pilih,
Berawal dari harapan terbaik,
Letih perih,
Canda tawa,

Banyak waktu tapi akan habis untuk penjelasan,
Tak perlu kita hindari, semua akan berlalu,
Tak perlu kita nanti, semua akan berlalu,
Sedih dan bahagia, semua akan berlalu,
Pasti semua akan berlalu.
Hy...
12 September 2014
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga bulan sudah setelah kedatangan dan kehadiranku hari itu. Semua masih terasa begitu akrab dengan perasaanku, masih amat dekat. Bak darah yang mengalir disekujur nadiku, itulah kenangan hari itu. Seperempat dari potongan hariku yang kulahap bersamamu. Deru kaki kuda itu masih seirama dengan detak jantungku yang semakin hari semakin mudah melemah. Kehangatan malam itu masih menyelimuti kerinduanku meski malam ini lebih dingin dari perasaanmu. Masih semua tentang yang tak pernah kuakui, aku kehilangan yang tak kumiliki, aku memikirkan keabstrakan yang benar-benar abstrak. Memang kita takkan pernah menyatu, tapi seribu penyangkalan masih pula menepis rasa ini. Semua mungkin sudah tak berarti bagimu, tak apa karena aku bukan sedang berharap tapi aku hanya sekadar tak berusaha lebih tekun untuk membuat kenangan itu bisa kutertawakan, hanya itu. Jika malam ini kamu berada disana, sampaikan pada tempat itu. Pertemuan itu adalah pertemuan yang selalu kurindukan. Meskipun aku telah pergi, aku pasti akan kesana lagi, lagi dan lagi dengan, untuk, karena atau tanpamu. Aku pasti akan datang suatu hari nanti. Semua yang berada diantara persahabatan dan perpisahan kita semoga menjadi anugerah yang tak terlupakan sepanjang hidupmu pun hidupku. Semoga diriku dan dirimu bersyukur bisa melewati masa itu.
Selasa, 09 September 2014
Sepotong Bulan Untuk Berpisah

Bisa karena kau terlalu menyukainya
Mengapa hanya semalam saja,
Bisa karena kau sangat merindukannya
Padahal setiap hari ia ada dan berasa
Sungguh kau lupa, mengapa hanya sepotong saja
Malam ini saja
Saat kau menatap bulan
Itu adalah bulan yang sama disetiap penjuru bumi
Kemana rasa syukur itu hingga kelalaian abadi dalam rindu
Harukah disetiap lapisan kulit yang menggigil kelaparan
Tentu kau lebih tahu,
Malam ini,
Saat bulan menatapmu,
Masihkah kau rasakan janji-janji yang bergelayutan
Menyusuri setiap senyum diwajahmu
Kemana saja kau jika tidak merasakannya
Tentu bulan tak kan marah juga
Malam ini,
Saat bulan semakin bersinar
Dari merahnya menjadi terang benderang
Kilauan itu menusuk dalamkah ke dasar rasa itu
Bolehkah aku gambarkan rasaku?
Di sekujur bulan yang semakin naik
Tapi sayang,
Aku harus selalu mengingat
Dalam senyumku dalam tawaku
Dalam bahagiamu
Aku mengingat
Inilah sepotong bulan yang berbeda
Sepotong bulan untuk kita
Sepotong bulan untuk berpisah
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dan untuk pertama kalinya aku tidak memperlihatkan setetes saja airmataku. Aku lebih dari tersenyum malam ini :)
The beauty Bloody Moon :* {}
Hy...
Photo By Nur Ismu Zakiah R
Tulisan Kerinduan 4
Tidak tau kepada siapa aku menulis, tapi aku yakin akulah yang akan membacanya berulang kali, sama seperti aku menulis sebanyak yang aku mau.
Hy...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika ini masih tentang kerinduan, jangankan si pelihat yang membaca aku pun sudah bosan mengulang kata kerinduan berulang kali. Jika ini masih tentang cinta, maka akkulah orang pertama yang sangat amat tidak ingin mengatakannya berulang kali. Ahh ya, sudah pasti ketika kutulis semuanya, aku sangat merindukannya.
Hari ini malam dengan bulan yang terang, bulan kedua setelah hari itu. Tuhan, tidakkah aku bersyukur akan nikmat yang selalu kau nyatakan dalam setiap hembusan nafas ini. Tidakkah aku menyadari kerinduan yang tak berujung ini hanyalah dosa yang terus menggerogoti kecintaanku terhadap-Mu. Tuhan, aku pun tidak pernah berterimakasih padahal tempatku kembali ada pada-Mu.
Sekarang aku mengerti mengapa Engkau ciptakan satu bulan yang selalu mengintari bumi yang penuh karunia-Mu ini. Sekarang aku mengerti mengapa harus aku melihat bulanterang hanya pada malam hari. Aku bahkan akan mulai mengerti mengapa untuk melihat bulan yang sempurna aku harus melewati malam-malam yang bertahap.
Malam ini, kerinduan itu tiba-tiba saja merenggut seluruh waktuku untuk memikirkannya. Tuhan, ampuni dia, tidak harus ia menanggung dosa atas kerinduan ini. Aku sudah berusaha dengan sengaja membunuh setiap kerinduan ini, aku sudah mengikis sedikit demi sedikit harapan yang kini mulai habis termakan waktu. Tuhan, terkadang aku pun menginginkan untuk tidak mencintainya lagi sekalipun itu benar-benar cinta karena-Mu.
Sungguh, sekali saja aku ingin benar-benar merasakan pergi dari drama ini. Meninggalkan setiap scene yang harus aku lewati, tapi aku pun tak ingin kehilangan bagian dari cerita ini. Egois sekali aku ini.
Bukan membuatku semakin paham. Cinta benar-benar membuatku egois menjalani hidup ini. Aku tidak pernah memahami arti dari setiap butir cinta yang semakin hari semakin menyesakkan dada ini. Aku takut, Tuhan.
Hy...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika ini masih tentang kerinduan, jangankan si pelihat yang membaca aku pun sudah bosan mengulang kata kerinduan berulang kali. Jika ini masih tentang cinta, maka akkulah orang pertama yang sangat amat tidak ingin mengatakannya berulang kali. Ahh ya, sudah pasti ketika kutulis semuanya, aku sangat merindukannya.
Hari ini malam dengan bulan yang terang, bulan kedua setelah hari itu. Tuhan, tidakkah aku bersyukur akan nikmat yang selalu kau nyatakan dalam setiap hembusan nafas ini. Tidakkah aku menyadari kerinduan yang tak berujung ini hanyalah dosa yang terus menggerogoti kecintaanku terhadap-Mu. Tuhan, aku pun tidak pernah berterimakasih padahal tempatku kembali ada pada-Mu.
Sekarang aku mengerti mengapa Engkau ciptakan satu bulan yang selalu mengintari bumi yang penuh karunia-Mu ini. Sekarang aku mengerti mengapa harus aku melihat bulanterang hanya pada malam hari. Aku bahkan akan mulai mengerti mengapa untuk melihat bulan yang sempurna aku harus melewati malam-malam yang bertahap.
Malam ini, kerinduan itu tiba-tiba saja merenggut seluruh waktuku untuk memikirkannya. Tuhan, ampuni dia, tidak harus ia menanggung dosa atas kerinduan ini. Aku sudah berusaha dengan sengaja membunuh setiap kerinduan ini, aku sudah mengikis sedikit demi sedikit harapan yang kini mulai habis termakan waktu. Tuhan, terkadang aku pun menginginkan untuk tidak mencintainya lagi sekalipun itu benar-benar cinta karena-Mu.
Sungguh, sekali saja aku ingin benar-benar merasakan pergi dari drama ini. Meninggalkan setiap scene yang harus aku lewati, tapi aku pun tak ingin kehilangan bagian dari cerita ini. Egois sekali aku ini.
Bukan membuatku semakin paham. Cinta benar-benar membuatku egois menjalani hidup ini. Aku tidak pernah memahami arti dari setiap butir cinta yang semakin hari semakin menyesakkan dada ini. Aku takut, Tuhan.
Jumat, 05 September 2014
satu kata untuk dadifis'12 "dari dadifis untuk dadifis"
Very Happy 2nd Birthday Dadifis'12
2 (dua) tahun itu hanya perhitungan angka yang spesifiknya tentu terdiri dari miliaran cerrita tentang kita. Hari ini (4/9), kita kembali dikumpulkan di moment tepat dimana 2 (dua) tahun lalu kau dan aku baru saling menatap, kita baru saja hidup kembali dengan tatapan-tatapan sinis dan rasanya ahh yaa tak ramah sekali atau malah ahh yaa sungguh keramahan itu adalah sambutan paling indah hari itu.
Hari ini (4/9) kita bukanlah aku, kamu, dia, mereka, tapi kita adalah kita, dadifis'12.
Selasa, 02 September 2014
Teman Terbaik itu...
Bergaul dengan orng pintar/cerdas itu menyenangkan. mereka selalu punya jalan keluar dari kebuntuan, selalu punya cara untuk menyelesaikan segala persoalan, punya kemerdekaan perspektif.
Bergaul dengan orang arif bijaksana itu menentramkan. Mereka membawa kita ke planet lain yang mengubah semua keadaan jadi serba baik-indah-tertata-berguna-tak ada yang mubazir, yang tak pernah kita duga kalo itu memang benar-benar ada.
Bergaul dengan orang sholih itu sejuk dan menyelamatkan. Selalu punya jawaban untuk semua pertanyaan, gerak-gerik dan buah pikirannya adalah obat hati, setiap saat meminjamkan panca indera, akal, dan hatinya untuk keuliaan orang banyak. Keberadaannya adalah cahaya buat semua orang, semua selalu berorientasi pada hari keabadian.
Dan bergaul dengan kalian kudapatkan segalanya.
Salam shalihah (^_^)
Selamat berkarya...
Bergaul dengan orang arif bijaksana itu menentramkan. Mereka membawa kita ke planet lain yang mengubah semua keadaan jadi serba baik-indah-tertata-berguna-tak ada yang mubazir, yang tak pernah kita duga kalo itu memang benar-benar ada.
Bergaul dengan orang sholih itu sejuk dan menyelamatkan. Selalu punya jawaban untuk semua pertanyaan, gerak-gerik dan buah pikirannya adalah obat hati, setiap saat meminjamkan panca indera, akal, dan hatinya untuk keuliaan orang banyak. Keberadaannya adalah cahaya buat semua orang, semua selalu berorientasi pada hari keabadian.
Dan bergaul dengan kalian kudapatkan segalanya.
Salam shalihah (^_^)
Selamat berkarya...
Senin, 01 September 2014
Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk
"Tuhan, maaf! kami sedang sibuk. Kami memang takut neraka, tetapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu, kami memang berharap surga, tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu."
"Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu."
"Tuhan, kami sangat sibuk, jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda. jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajjud, bahkan kewajiban-Mu yang 5 (lima) waktu saja sudah memberatkan kami. jangankan puasa senin-kamis, jangankan ayyaumul bidh, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh."
"Tuhan, maafkan kami!! kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan banyak, sehingga kai kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu, jangankan sedekah, jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib seirng kali terlupa."
"Tuhan, maafkan kami!! Kami tak sempat bersyukur. Jiwa kami begitu rakus. Kami tak berujung puas dengan nikmat-Mu, sehingga kami kesulitan mencari-cari mana karunia-Mu yang layak kami syukuri."
"Tuhan, maaf kami orang-orang sibuk. Bahkan kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu. Kami hamir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu."
"Tuhan, urusan-urusn dunia kami amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat.Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekalmenghadap-Mu. Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam ruku', menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa dan mendapatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.
"Tuhan, tolong jangan dulu Engkau menyuruh izrail untuk mengambil nyawa kami, karena kami masih teralalu sibuk."
"Tuhan, maaf kami terlalu sibuk. Padahal Engkau memerintahkan kami berwudhu untuk membasuh wajah kami yang telah penat memikirkan dunia. Padahal Engkau meminta kami bertakbir ketika jiwa kami terasa letih mencapai cita. Padahal Engkau perintahkan kami bersujud untuk meregangkan pundak kami yang telah letih memikul amanah."
"Tuhan, maaf selama ini kami terlalu sibuk,. kami terlalu sombong kepada-Mu, seolah kami tak membutuhkan-Mu. Mohon cahayai hati kamu, guyur jiwa kami dengan hidayah-Mu. Agar jiwa ini tawadhu' dihadapan-Mu. Agar jiwa kami ikhlas menurutituntunan-Mu. Agar diri ini tegar disaat yang lain terlempar. Agar jiwa initeguh disaat yang lain runtuh."
"Tuhan, maaf selama ini kami merasa sok sibuk. Padahal Engkaulah Yang Maha Sibuk. Kami seringkali telat menghadap-Mu, padahal Engkau tak pernah sekalipun telat memberi kami makan dan minum setiap hari. Kami seringkali lupa menunaikan kewajibanku kepada-Mu, padahal Engkau tak ernah sekalipun lalai mempergilirkan siang dan malam. Setiap saat keburukan kami naik disampaikan para malaikat-Mu, sementara kebaikan-Mu setiap detik tercurah kepada kami.
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al Baqarah : 255)
Buku "Tuhan, maaf kami sedang sibuk", Ahmad Rifa'i Rif'an
"Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu."
"Tuhan, kami sangat sibuk, jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda. jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajjud, bahkan kewajiban-Mu yang 5 (lima) waktu saja sudah memberatkan kami. jangankan puasa senin-kamis, jangankan ayyaumul bidh, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh."
"Tuhan, maafkan kami!! kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan banyak, sehingga kai kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu, jangankan sedekah, jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib seirng kali terlupa."
"Tuhan, maafkan kami!! Kami tak sempat bersyukur. Jiwa kami begitu rakus. Kami tak berujung puas dengan nikmat-Mu, sehingga kami kesulitan mencari-cari mana karunia-Mu yang layak kami syukuri."
"Tuhan, maaf kami orang-orang sibuk. Bahkan kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu. Kami hamir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu."
"Tuhan, urusan-urusn dunia kami amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat.Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekalmenghadap-Mu. Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam ruku', menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa dan mendapatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.
"Tuhan, tolong jangan dulu Engkau menyuruh izrail untuk mengambil nyawa kami, karena kami masih teralalu sibuk."
"Tuhan, maaf kami terlalu sibuk. Padahal Engkau memerintahkan kami berwudhu untuk membasuh wajah kami yang telah penat memikirkan dunia. Padahal Engkau meminta kami bertakbir ketika jiwa kami terasa letih mencapai cita. Padahal Engkau perintahkan kami bersujud untuk meregangkan pundak kami yang telah letih memikul amanah."
"Tuhan, maaf selama ini kami terlalu sibuk,. kami terlalu sombong kepada-Mu, seolah kami tak membutuhkan-Mu. Mohon cahayai hati kamu, guyur jiwa kami dengan hidayah-Mu. Agar jiwa ini tawadhu' dihadapan-Mu. Agar jiwa kami ikhlas menurutituntunan-Mu. Agar diri ini tegar disaat yang lain terlempar. Agar jiwa initeguh disaat yang lain runtuh."
"Tuhan, maaf selama ini kami merasa sok sibuk. Padahal Engkaulah Yang Maha Sibuk. Kami seringkali telat menghadap-Mu, padahal Engkau tak pernah sekalipun telat memberi kami makan dan minum setiap hari. Kami seringkali lupa menunaikan kewajibanku kepada-Mu, padahal Engkau tak ernah sekalipun lalai mempergilirkan siang dan malam. Setiap saat keburukan kami naik disampaikan para malaikat-Mu, sementara kebaikan-Mu setiap detik tercurah kepada kami.
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al Baqarah : 255)
Buku "Tuhan, maaf kami sedang sibuk", Ahmad Rifa'i Rif'an
Sajak Remote - Tere Liye
Off/On
Mute
Menu
Sleep
Timer
Stop
Freeze
Previous
Volume
Angka 0-9
Favourite
Seandainya aku bisa mengatur-atur perasaan ini persis seperti remote
Maka seseorang akan ku-cancel, reset, atau malah off sajalah semua perasaanku padamu!
Dikutip dari buku "Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta" Tere Liye
Mute
Menu
Sleep
Timer
Stop
Freeze
Previous
Volume
Angka 0-9
Favourite
Seandainya aku bisa mengatur-atur perasaan ini persis seperti remote
Maka seseorang akan ku-cancel, reset, atau malah off sajalah semua perasaanku padamu!
Dikutip dari buku "Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta" Tere Liye
Minggu, 31 Agustus 2014
Aku Yakin Takdir Allah Itu Indah
Yang dikagumi terkadang tidak mengerti,
Yang dirindukan terkadang tidak tahu,
Yang dicintai terkadang tidak merasa,
Yang diinginkan terkadang tidak sejalan, dan
Yang tidak disangka terkadang terjadi.
Aku yakin takdir Allah itu indah,
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada seorag raja yang setiap pergi berburu sealu ditemani oleh orang sahabatnya yang terkenal dengan ketakwaan dan waro'nya. Tiap kali raja menemui sesuatu yang tidak mengenakkan shabatnya selalu berkata, "Semoga itu baik, insyaAllah," Kata-kata ini selalu diulang-ulanginya pada setiapp kejadian yang secara dhahir adalah kejadian buruk.
Pada suatu hari saat sang raja berburu bersama sahabatnya ditemani oleh pengawalnya, jari raja terkena tombak dan terpotong. Darah pun mengucur. Si sahabat berkata, "Semoga itu baik, InsyaAllah." Raja marah dan memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakannya. Saat pengawal ditanya, "Apa yang dikatakannya saat kalian menutup pintu penjara?" Pengawal menjawab, "Ia hanya mengatakan, Semoga ini terbaik, insyaAllah."
Suatu ketika saat raja berburu tanpa ditemani oleh sahabatnya, ia tersesat di hutan. Sedangkan dihutan tersebut terdapat suu yang menyembah berhala dan tiap tahun mengorbankan orang kepada berhalanya tersebut. Raja pun ditangkap oleha suku tersebut. Nmaun, saat diperiksadidapati bahwa jari raja tidak lengkap. mereka pun menolak untuk mengorbankannya, sebab korban harus dalam kondisi yang semourna. Raja lalu dilepas dani a kembali ke istananya. Aakhirnya ia menyadari kebenaran ucapan sahabatnya. Sahabatnya pun dikeluarkan dari penjara. Raja bertanya, "ketika engkau mengatakan, semoga itu baik, insyaAllah. Saat jariku terpotong, aku menyadari bahwa kebaikan itu adalah aku tidak jadi disembelih untuk berhala karena fisikku tidak sempurna. Sekarang saat engkau dipenjara, apakah kbaikan itu?" Ia menjawab, "Andaikata saat itu saya bersamamu, maka mereka akan menyembelih saya sebagai penggantimu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika kita mendapat kejadian buruk ucapkanlah, "Semoga ini baik, insyaAllah."
Semoga Allah SWT memberi kebaikan pada hidup kita. Aamiin
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)
Yang dirindukan terkadang tidak tahu,
Yang dicintai terkadang tidak merasa,
Yang diinginkan terkadang tidak sejalan, dan
Yang tidak disangka terkadang terjadi.
Aku yakin takdir Allah itu indah,
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada seorag raja yang setiap pergi berburu sealu ditemani oleh orang sahabatnya yang terkenal dengan ketakwaan dan waro'nya. Tiap kali raja menemui sesuatu yang tidak mengenakkan shabatnya selalu berkata, "Semoga itu baik, insyaAllah," Kata-kata ini selalu diulang-ulanginya pada setiapp kejadian yang secara dhahir adalah kejadian buruk.
Pada suatu hari saat sang raja berburu bersama sahabatnya ditemani oleh pengawalnya, jari raja terkena tombak dan terpotong. Darah pun mengucur. Si sahabat berkata, "Semoga itu baik, InsyaAllah." Raja marah dan memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakannya. Saat pengawal ditanya, "Apa yang dikatakannya saat kalian menutup pintu penjara?" Pengawal menjawab, "Ia hanya mengatakan, Semoga ini terbaik, insyaAllah."
Suatu ketika saat raja berburu tanpa ditemani oleh sahabatnya, ia tersesat di hutan. Sedangkan dihutan tersebut terdapat suu yang menyembah berhala dan tiap tahun mengorbankan orang kepada berhalanya tersebut. Raja pun ditangkap oleha suku tersebut. Nmaun, saat diperiksadidapati bahwa jari raja tidak lengkap. mereka pun menolak untuk mengorbankannya, sebab korban harus dalam kondisi yang semourna. Raja lalu dilepas dani a kembali ke istananya. Aakhirnya ia menyadari kebenaran ucapan sahabatnya. Sahabatnya pun dikeluarkan dari penjara. Raja bertanya, "ketika engkau mengatakan, semoga itu baik, insyaAllah. Saat jariku terpotong, aku menyadari bahwa kebaikan itu adalah aku tidak jadi disembelih untuk berhala karena fisikku tidak sempurna. Sekarang saat engkau dipenjara, apakah kbaikan itu?" Ia menjawab, "Andaikata saat itu saya bersamamu, maka mereka akan menyembelih saya sebagai penggantimu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika kita mendapat kejadian buruk ucapkanlah, "Semoga ini baik, insyaAllah."
Semoga Allah SWT memberi kebaikan pada hidup kita. Aamiin
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)
Yang Baik Yang Bermanfaat
Jangan tertipu dengan usia muda karena syarat mati tidak harus tua,
Jangan terpedaya dengan tubuh yang sehat karena syarat mati tidak mesti sakit,
Jangan terpedaya dengan harta kekayaan sebab si kaya pun tidak pernah menyiapkan kain kafan buat dirinya meski cuma selembar,
Mari terus berbuat baik,
Berniat untuk baik,
berkata yang baik-baik,
Memberi nasihat yang baik,
Meskipun tidak banyak orang yang mengenalimu,
Dan tidak suka dengan nasihatmu,
Cukuplah Allah yang mengenali lebih dari orng lain,
Jadilah bagai jantung yang tidak terlihat,
Tetapi terus berdenyut setiap saat,
Hingga kita terus dapat hidup, berkarya,
Dan menebar manfaat bagi sekekliling kita,
Sampai diberhentikan oleh-Nya.
Sahabatku,
"Waktu yang kusesali adalah jika pagi hingga matahari terbenam, Amalku tidak bertambah sedikitpun, padahal aku tahu saat ini umurku berkurang" (Ibnu Mas'ud r.a)
Jangan terpedaya dengan tubuh yang sehat karena syarat mati tidak mesti sakit,
Jangan terpedaya dengan harta kekayaan sebab si kaya pun tidak pernah menyiapkan kain kafan buat dirinya meski cuma selembar,
Mari terus berbuat baik,
Berniat untuk baik,
berkata yang baik-baik,
Memberi nasihat yang baik,
Meskipun tidak banyak orang yang mengenalimu,
Dan tidak suka dengan nasihatmu,
Cukuplah Allah yang mengenali lebih dari orng lain,
Jadilah bagai jantung yang tidak terlihat,
Tetapi terus berdenyut setiap saat,
Hingga kita terus dapat hidup, berkarya,
Dan menebar manfaat bagi sekekliling kita,
Sampai diberhentikan oleh-Nya.
Sahabatku,
"Waktu yang kusesali adalah jika pagi hingga matahari terbenam, Amalku tidak bertambah sedikitpun, padahal aku tahu saat ini umurku berkurang" (Ibnu Mas'ud r.a)
Wahai diriku...
Wahai diriku,
Dihadapan Allah Yang Maha Kuasa,
Dosa tidak boleh membuat dirimu putus asa,
kenapa demikian diriku??
Boleh jadi,
Dosa dan kesalahan membuatmu
Merasa tertampar adalah jalan
Yang akan membuatmu makin tersadar.
Ingatlah diriku,
Perasaan hina dan rendah dirimu dihadapan-Nya,
Mestilah diiringi dengan penyesalan dan perbaikan,
Bukan malah membuat diri-mu menjauh dari-Nya.
Merasa tak pantas hanyalah bisikan lembut nafsumu
Yang masih ingin terus bebas,
Dengan membuat dirimu jauh dari istiqamah, dia berharap
Dirimu makin lemah.
Diriku,
Bukankah dirimu tidak pernah tahu
Mana kebaikan dan keburukan dirimu yang terakhir?
Yaa muakhkhiru akhkhir hayaatanaa bihusnil khaatimati
"Ya Allah Yang Maha Mengakhirkan, akhirkanlah hidup kami dengan husnul khatimah (akhir hidup yang indah)"
Salam Saleh/Salehah ya akhi wa ukhti (^_^)
Dihadapan Allah Yang Maha Kuasa,
Dosa tidak boleh membuat dirimu putus asa,
kenapa demikian diriku??
Boleh jadi,
Dosa dan kesalahan membuatmu
Merasa tertampar adalah jalan
Yang akan membuatmu makin tersadar.
Ingatlah diriku,
Perasaan hina dan rendah dirimu dihadapan-Nya,
Mestilah diiringi dengan penyesalan dan perbaikan,
Bukan malah membuat diri-mu menjauh dari-Nya.
Merasa tak pantas hanyalah bisikan lembut nafsumu
Yang masih ingin terus bebas,
Dengan membuat dirimu jauh dari istiqamah, dia berharap
Dirimu makin lemah.
Diriku,
Bukankah dirimu tidak pernah tahu
Mana kebaikan dan keburukan dirimu yang terakhir?
Yaa muakhkhiru akhkhir hayaatanaa bihusnil khaatimati
"Ya Allah Yang Maha Mengakhirkan, akhirkanlah hidup kami dengan husnul khatimah (akhir hidup yang indah)"
Salam Saleh/Salehah ya akhi wa ukhti (^_^)
Jumat, 29 Agustus 2014
Bulan dan Bintang Malam ini
"biarkan aku melukiskan bayangmu, walau semua mungkin akan sirna, bagai rembulan sebelum fajar tiba, kau selalu ada walau tersimpan ddirelung hati terdalam..." (adera-melukis bayangmu)
Tulisan malam ini adalah lukisan keindahan malam bersama bulan dan bintang...
Hy...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terlambat kurasakan cinta, terlambat aku menyadari keindahan yang selalu menemani. Malam ini sungguh penuh keheningan. Hening yang dengan sengaja menegur hati ini. Sengaja sekali menepuk rasa ini. Membangunkanku dari khayalan tentang kerinduan yang bisa saja sekadar kepingan sisa harapan.
Malam ini dingin menyengat begitu dalam, menyusuri urat nadi sampai pada denyut jantung yang begitu terasa lebih cepat. Sesak sekali dada ini, penuh isak tangis dan tawa. Semuanya berpadu. Menahan airmata bukanlah usaha yang baik. Tapi tidak terlalu buruk jikalau bisa melakukannya dengan pikiran yang benar-benar jauh dari halusinasi. Karena itulah keberadaan kenangan dibutuhkan.
Malam ini bulan sabit baru mulai muncul. Cantik dan seperti biasanya ia bersama satu bintang yang paling dekat. Indah sekali senyumnya itu. Sayang ia seperti berjalan menjahuiku. Tapi dia tetap dengan senyum itu. Ahh ya aku teringat masa ke masa dimana aku menghitung. Menghitung sampai setiap bulan sabit beranjak pergi dan memunculkan rembulan dan datang lagi. Aku yakin itu adalah saat-saat menyenangkan yang selalu aku lakukan setiap malamku. Sungguh menyenangkan menghabiskan malam bersama bulan. Meskipun bulan hidup karena adanya cahaya bintang. Ya matahari yang memberinya hidup.
Malam ini bintang masih sama. Benar-benar bertaburan di langit lepas. Mungkin para bintang tak menginginkan hal yang serupa dariku. Tapi tetap saja aku memberikan yang sama pula. Sungguh pun aku ingin sekali mengukir inisial berbeda dari yang biasa ku ukir, mencari bintang baru untuk mengukir inisial baru. Ahh ya aku tak bisa untuk itu, bahkan tak mungkin bisa padahal aku hanya belum bisa. Aku selalu menmukan bintang yang jelas sekali dapat kusatukan titik-titiknya menjadi inisial sebuah nama yang kurindukan. Meskipun titik-titik itu tidak akan sama seperti keinginanku di masa yang disebut masa depan.
Malam ini bulan dan bintang lagi-lagi menemaniku,
Malam ini bulan dan bintang lagi-lagi tersenyum untukku,
Ahh tak sabar menunggu cerita selanjuttnya,
Tak peduli harus melewati triliyun abad,
Aku akan selalu bercerita tentang hariku.
Kamis, 28 Agustus 2014
Very Happy Lunch
Kali ini, ada aja cerita tawa.. Iyaa hari ini... Hariku bersamanya!!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang dimana aku biasa menemukan kebisinga. Terik yang menyengat sama sekali tak terasa. Happy Lunch, ahh sungguh tidak terpikirkan berhenti dan duduk dalam satu ruang yang sama. Sungguh pun aku tidak merasa ingin menjauh. Bukan karena aku lupa seperti apa sesuatu yang kunamai sedih. Tapi tentu saja aku sudah cukup mengerti seperti apa sesuatu yang kunamai bahagia. Benar-benar menyenangkan bermain dengan butiran nasi dengan seteguk air jeruk yang menyejukan jiwa. Rasanya itu aku mulai menemukan diriku yang hampir hilang. Aku bahkan merasa dekat sekali dengan tempat itu, tempat yang kunamai padang kejujuran.
Terimakasih, very happy lunch!!
Sungguh pun jika bisa semoga saja waktu berpihak, bisa breakfast, lunch and dinner. Itu sangat berlebihan tapi apa bisa jika harus hidup tanpa harapan.
Hari ini aku benar-benar memperbaikai tatanan dalam setiap belahan hati ini. Tentu saja bagian paling sensitif ini. Para pembawa pesan mulai berdatangan dan memberikan guratan senyum, mengocok perut dan bahkan menahan air mata. Sungguh pesan amat indah adalah bahagia. Apapun detektor perasaan itu, ada atau tidak, tentu aku harus mengatakan hasilnya. Aku bahagia mulai mengenalnya. Melihat semua kejujuran mataya. Merasakan adanya pintu yang seharusnya tidak akan tertutup.
Seperti kataku, aku tidak ingin terlambat lagi, terimakasih kamu..
Yang membukakan mata ini, memberikan warna baru diperjalanan yang masih akan penuh dengan tantangan.
Tuhan, terimakasih..
The special day, very happy lunch {}
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang dimana aku biasa menemukan kebisinga. Terik yang menyengat sama sekali tak terasa. Happy Lunch, ahh sungguh tidak terpikirkan berhenti dan duduk dalam satu ruang yang sama. Sungguh pun aku tidak merasa ingin menjauh. Bukan karena aku lupa seperti apa sesuatu yang kunamai sedih. Tapi tentu saja aku sudah cukup mengerti seperti apa sesuatu yang kunamai bahagia. Benar-benar menyenangkan bermain dengan butiran nasi dengan seteguk air jeruk yang menyejukan jiwa. Rasanya itu aku mulai menemukan diriku yang hampir hilang. Aku bahkan merasa dekat sekali dengan tempat itu, tempat yang kunamai padang kejujuran.
Terimakasih, very happy lunch!!
Sungguh pun jika bisa semoga saja waktu berpihak, bisa breakfast, lunch and dinner. Itu sangat berlebihan tapi apa bisa jika harus hidup tanpa harapan.
Hari ini aku benar-benar memperbaikai tatanan dalam setiap belahan hati ini. Tentu saja bagian paling sensitif ini. Para pembawa pesan mulai berdatangan dan memberikan guratan senyum, mengocok perut dan bahkan menahan air mata. Sungguh pesan amat indah adalah bahagia. Apapun detektor perasaan itu, ada atau tidak, tentu aku harus mengatakan hasilnya. Aku bahagia mulai mengenalnya. Melihat semua kejujuran mataya. Merasakan adanya pintu yang seharusnya tidak akan tertutup.
Seperti kataku, aku tidak ingin terlambat lagi, terimakasih kamu..
Yang membukakan mata ini, memberikan warna baru diperjalanan yang masih akan penuh dengan tantangan.
Tuhan, terimakasih..
The special day, very happy lunch {}
Aku
Saat aku mengatakan aku baik-baik saja mungkin aku sedang tidak baik.
Saat aku menangis mungkin saat itu aku sedang sangat merindukan semuanya.
Saat aku mengatakan aku bahagia mungkin aku berbohong.
Saat aku tertawa mungkin aku menutupi kepenatan atas perasaan ini.
Saat aku mengatakan pergilah bisa saja aku sedang ingin bersama.
Saat aku resah mungkin aku memikirkan konsekuensi sebuah pilihan.
Tapi,
Saat pertama kalinya aku jujur aku tidak mungkin tidak takut kehilangan.
Untuk pertama kalinya aku memilih keputusan untuk kehilangan, itu sungguh amat tidak jujur.
Maafkan aku!!
Aku tidak menyerah aku hanya ingin berjalan sampai aku menemukan tempat yang aku sendiri mungkin tidak ingin disana tapi itulah yang terbaik untukku..
Saat aku menangis mungkin saat itu aku sedang sangat merindukan semuanya.
Saat aku mengatakan aku bahagia mungkin aku berbohong.
Saat aku tertawa mungkin aku menutupi kepenatan atas perasaan ini.
Saat aku mengatakan pergilah bisa saja aku sedang ingin bersama.
Saat aku resah mungkin aku memikirkan konsekuensi sebuah pilihan.
Tapi,
Saat pertama kalinya aku jujur aku tidak mungkin tidak takut kehilangan.
Untuk pertama kalinya aku memilih keputusan untuk kehilangan, itu sungguh amat tidak jujur.
Maafkan aku!!
Aku tidak menyerah aku hanya ingin berjalan sampai aku menemukan tempat yang aku sendiri mungkin tidak ingin disana tapi itulah yang terbaik untukku..
Tuhan, Aku Lelah
Oh Tuhan, berat sekali rasanya menanggung rindu ini sendirian.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku tidak berniat melupakannya
Tidak akan pernah bisa bukanlah alasannya
Tidak mau pun bukan
Aku hanya ingin memberri hak hidup atas perasaanku
Sungguh pun aku ingin perasaanku tenang berjalan
Pagi melihat embun matahari keramaian
Malam melihat bulan bintang keheningan
Semua hanya mengingatkanku pada sosok itu
Tuhan berat sekali langkahku
Setia pada bumi memeluk kepingan kenangan
Merelakannya dibakar oleh setiap kerrinduan yang tak berujung
Setiap menjalani hari ini aku terluka
Setiap menemui hari esok aku menyesal
Tuhan, aku sungguh lelah
Bagaimana aku menata hati ini
Seperti apa lagi harus kurapikan perasaanku
Aku tidak meminta apapun lagi selain ketenangan
Tuhan,
Harapanku sungguh sederhana
Kembali kepada-Mu dengan segala kesempurnaan
Dengan kerinduan yang utuh
Untuk menikmati pelangi lebih dekat
Hy...
Akankah dia yang menginspirasi setiap tulisanku akan membaca satu saja kata dari setiap tetesan tintaku?
Selasa, 26 Agustus 2014
Nasehat Untuk Kaum Hawa
Nasehat untuk kaum hawa...
Untukmu wahai ukhty muslimah..
Untukmu wahai ukhty muslimah..
Wahai para wanita...
tahukah anda bahwa..
1) Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
(2) Semakin sang lelaki menghayalkanmu... semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
(3) Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggung jawabannya kelak..!!!.
tahukah anda bahwa..
1) Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
(2) Semakin sang lelaki menghayalkanmu... semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
(3) Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggung jawabannya kelak..!!!.
Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari.., apalagi keelokan tubuhmu....
(4) Bayangkanlah... betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan...
bahkan jutaan para lelaki??
(5) Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu... maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah...,
(6) Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat... dan di akhirat kelak... bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!!
(4) Bayangkanlah... betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan...
bahkan jutaan para lelaki??
(5) Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu... maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah...,
(6) Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat... dan di akhirat kelak... bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
#repost
Sudah pasti saya membagi apa yang saya baca, dengar dan lihat selagi dalam kaidah islam.
Paket yang Kutunggu
Disana adakah kedamaian yang kau cari? dapatkah keramaian itu lupakanku dari ingatanmu? sungguh aku menulis untuk seseorang yang tak akan membaca tulisanku...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sudah tidak butuh hatimu yang megah itu, aku bahkan tidak ingin perasaan ini bersemayam lebih lama lagi di tempatmu. Semua terasa kosong bagiku. Harimu, hatimu, bahkan hidupmu sudah hilang dari pikiranku. Sudah tak ada sedikit waktu lagi untuk mengukir mimpi-mimpi kita dulu. Aku pasti terkesan tidak ramah. Dan ini bukan aku. Tapi biar bagaimanapun aku harus melakukan ini. Sekalipun aku sedang benar, aku akan tetap salah, bukan? Lalu untuk apa aku posisi itu jika akan membuatku tetap asing bagimmu. Aku memkasakan diriku untuk berpura-pura salah, berpura-pura menyakiti orang lain padahal aku menyakiti diriku sendiri, perasaanku.
Aku senang seperti ini saat aku bisa menulisakna semua yang ttidak akan pernah kau baca. Aku disini bisa merasakan kebahagiaan meskipun hany adengan setiap butiran airmata yang menjadi tintaku untuk menuliskan tentangmu. Aku bisa melakukannya semauku tanpa pernah kau tahu apa yang kutuliskan. tanpa pernah harus kau tahu apa yang aku rasakan. Aku tidak bisa berpura-pura bahagia sementara aku selalu berusaha tetap bertahan dengan perasaanku. Bermanja dengan waktu yang akan menyembuhkan luka pedihku.
Entahlah, kata-kataku menetes begitu saja. Tanpa aku usaikan ia pun terus menetes sampai bagian terakhirnya. Aku hanay tidak tahu harus menulis tentang siapa selain tentangmu. Tapi jangan kira aku hanya diam menunggu waktu mengantarkan paket baru yang isinya akan lebih banyak tawa daripada kesedihan.
Hy...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sudah tidak butuh hatimu yang megah itu, aku bahkan tidak ingin perasaan ini bersemayam lebih lama lagi di tempatmu. Semua terasa kosong bagiku. Harimu, hatimu, bahkan hidupmu sudah hilang dari pikiranku. Sudah tak ada sedikit waktu lagi untuk mengukir mimpi-mimpi kita dulu. Aku pasti terkesan tidak ramah. Dan ini bukan aku. Tapi biar bagaimanapun aku harus melakukan ini. Sekalipun aku sedang benar, aku akan tetap salah, bukan? Lalu untuk apa aku posisi itu jika akan membuatku tetap asing bagimmu. Aku memkasakan diriku untuk berpura-pura salah, berpura-pura menyakiti orang lain padahal aku menyakiti diriku sendiri, perasaanku.
Aku senang seperti ini saat aku bisa menulisakna semua yang ttidak akan pernah kau baca. Aku disini bisa merasakan kebahagiaan meskipun hany adengan setiap butiran airmata yang menjadi tintaku untuk menuliskan tentangmu. Aku bisa melakukannya semauku tanpa pernah kau tahu apa yang kutuliskan. tanpa pernah harus kau tahu apa yang aku rasakan. Aku tidak bisa berpura-pura bahagia sementara aku selalu berusaha tetap bertahan dengan perasaanku. Bermanja dengan waktu yang akan menyembuhkan luka pedihku.
Entahlah, kata-kataku menetes begitu saja. Tanpa aku usaikan ia pun terus menetes sampai bagian terakhirnya. Aku hanay tidak tahu harus menulis tentang siapa selain tentangmu. Tapi jangan kira aku hanya diam menunggu waktu mengantarkan paket baru yang isinya akan lebih banyak tawa daripada kesedihan.
Hy...
Senin, 25 Agustus 2014
Bacalah Al-Quran mu
Ada seorang ulama berguru kepada seorang
guru .
guru .
Selang beberapa lama, saat dia ingin
melanjutkan belajar ke guru lain.gurunya
berpesan :
melanjutkan belajar ke guru lain.gurunya
berpesan :
"jangan tinggalkan membaca Al Qur’an ,Semakin banyak baca Al Qur’an urusanmu semakin mudah"
Dan muridnya pun melakukan. Dia
membaca Al Qur’an 3 juz per hari.
membaca Al Qur’an 3 juz per hari.
Dia menambahkan hingga 10 juz per hari.
Dan urusannya semakin mudah.
Allah yang mengurus semua urusannya.
Waktu ⌚ pun
semakin berkah.
semakin berkah.
Apa yang dimaksud dengan berkahnya waktu⌚?
Bisa melakukan banyak hal dalam waktu
sedikit.
sedikit.
Itulah berkah Al Qur’an .
Al Qur’an membuat kita mudah mengefektifkan manajemen waktu.
Bukan kita yang atur waktu⌚ kita, tapi Allah.
Padahal teorinya orang yang membaca Al
Qur’an menghabiskan banyak waktu.
Qur’an menghabiskan banyak waktu.
mengurangi jatah kegiatan lain, tapi Allah yang membuat waktu nya itu jadi berkah.
Hingga menjadi begitu efektif.
Hidup pun efektif.
Dan Allah akan mencurahkan banyak berkah dan kebaikan pada kita karena
Al Qur’an .
Al Qur’an .
Salah satu berkahnya adalah membuka
pintu 🚪🚪 kebaikan, membuka kesempatan
untuk amal shaleh berikutnya.
pintu 🚪🚪 kebaikan, membuka kesempatan
untuk amal shaleh berikutnya.
Dan Salah satu balasan bagi amal baik yang
kita lakukan adalah kesempatan untuk amal
baik berikutnya.
kita lakukan adalah kesempatan untuk amal
baik berikutnya.
Semoga bermanfaat.
dari motivasi di atas ana tertarik dgn kalimat
"keberkahan waktu yaitu bs melakukan amal kebaikan dalam waktu sedikit"
dari motivasi di atas ana tertarik dgn kalimat
"keberkahan waktu yaitu bs melakukan amal kebaikan dalam waktu sedikit"
Moga bermanfaat
Share#
Share#
Begitulah Dia
Datang dan pergi begitulah dia
Berkali-kali salalu saja sama
Tak perduli sungguh takk ingin tahu
Seperti apa cuaca saat itu
Yang dia lakukan menguatkanku
Merapuhkanku
Tak peduli matahari teriknya menyengat
Apalagi bulan sempurna terangi malam
Tetap saja sama
Dia lakukan sesukanya menerbangkanku
Menjatuhkanku
Sama juga perasaan yang seenaknya saja
Berlayar dan menepi saat deburan ombak sekalipun
Semuanya sama, ombak yang sama
Jikalaupun tepian sadar ombak,
Mana mungkin mawar akan tumbuh tegar dikarang
Ada banyak kisah yang terlukis
Tapi hanya ada satu saja kelelahan yang datang tepat waktu
Sungguh tak ingin lagi kisah hitam kau lukiskan
Kanvasku tak kan ku berikan
Biar aku menggores keabstrakan tanpa kuasmu
Tanpa cat airmu
Banyak pula perasaan yang terekam
Beratus giga tak cukup menyimpannya
Biar saja waktu yang menjaganya
Sengaja kutinggalkan ia bersama masalalu
Agar ia abadi bersama sang waktu
Hy...
Kau tak sendirian ketika kau merasa semuanya sama, aku selalu merasakan semuanya sama. Dan untuk pertama kalinya aku mengakhiri dengan hal yang berbeda. Kita tak akan selesai jika aku belum benar-benar pergi.
Berkali-kali salalu saja sama
Tak perduli sungguh takk ingin tahu
Seperti apa cuaca saat itu
Yang dia lakukan menguatkanku
Merapuhkanku
Tak peduli matahari teriknya menyengat
Apalagi bulan sempurna terangi malam
Tetap saja sama
Dia lakukan sesukanya menerbangkanku
Menjatuhkanku
Sama juga perasaan yang seenaknya saja
Berlayar dan menepi saat deburan ombak sekalipun
Semuanya sama, ombak yang sama
Jikalaupun tepian sadar ombak,
Mana mungkin mawar akan tumbuh tegar dikarang
Ada banyak kisah yang terlukis
Tapi hanya ada satu saja kelelahan yang datang tepat waktu
Sungguh tak ingin lagi kisah hitam kau lukiskan
Kanvasku tak kan ku berikan
Biar aku menggores keabstrakan tanpa kuasmu
Tanpa cat airmu
Banyak pula perasaan yang terekam
Beratus giga tak cukup menyimpannya
Biar saja waktu yang menjaganya
Sengaja kutinggalkan ia bersama masalalu
Agar ia abadi bersama sang waktu
Hy...
Kau tak sendirian ketika kau merasa semuanya sama, aku selalu merasakan semuanya sama. Dan untuk pertama kalinya aku mengakhiri dengan hal yang berbeda. Kita tak akan selesai jika aku belum benar-benar pergi.
Uncompakkk
Seperti judulnya tentu saja kami bukanlah yang utuh sempurna dengan kesamaan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hubungan ini tentu sangat berbeda dengan hubungan semestinya. Bila harus saling bicara sudah dipastikan tawa tak lepas dari lekukan pipi. Bila harus diam pun tawa tetap menemani. Hubungan ini runtuh begitu saja ntah dari mana datangnya. Tapi tentunya musim berganti tak lepass dari pengamat yang bisa menyimpan seribu perasaan. Seandainya detektor perasaan itu bisa membuat mengerti satu sama lain pasti saja tidak akan ada pembicaraan yang tidak disukai.
Disini meski aku tak bersama sanak saudara aku berasa hidup dekat dengan mereka. Sebatang kara itu bukan lagi aku sejak mata ini saling mentertawakan, manis-manisnya bercampur semua kesedihan tetap saja saling mentertawakan. Memberi makna yang berbeda. Itulah kenapa aku nyaman ketika aku merasa kesedihan itu sangat dekat.
Lihat saja birunya langit yang ternodai hubungan kita, aku sendiri pun tak tahu. Hubungan apa ini? Disana sini meja makan silih berganti seperti setiap dua puluh potong jam yanng tak pernah kembali dan belum berhenti. Ntah sadar atau tidak, saat ini aku pribadi memikirkannya. Sudah banyak bitiran-butiran kenangan yang rapih dalam folder khusus uncompakkk. Baru saja kuganti folder yang tadinya B8. Dan setiap helai kenangan itu bertuliskan tinta emas yang ntah darimana bisa kumiliki tinta-tinta itu. Semua kata yang tertuang benar-benar tercantung dnegan manisnya kemesraan dalam tawa, canda, tanpa sekalipun menyudutkan kepiluan.
Disini kurenungi sejenak setiap tapak yang melukisakan hari-hari berwarna. Sebelum kuucakpan kesekian kalinya "aku lagi serius", di bilikku ini aku mengitung setiap tetesan haru yang tak bertepi dan tak mau menepi. Sungguh rasa itu ada dalam ketakutan ini. Setiap permainan yang hampir bertema sama tapi bosan pun hampir terasa tapi bukan pengakhiran. Hanya saja terkadang butuh dan mencari-cari permainan unik yang bisa terus mengukir indahnya perjalanan ini.
Saat-saat diamana aku membina panca indra ini agar terus percaya bahwa warna apapun itu bisa aku dapatkan dengan mudah hanya dengan bersama orang super dermawan yang sennatiasa menbarkan bahagia. Taman indah seperti apapun bisa saja subur dengan bunga-bunga yang takkan sama. Barangkali disini akulah yang dengan hening merangkaikan apa-apa yang bisa aku bagi agar tak pernah kehabisan akal untuk potongan kisah esok.
Dihalaman diari kali ini aku amat tertarik dengan kata 'uncompakkk'. Tentang hal-hal yang tidak pernah bisa sama diantara kita. Beriringan dengan kemauan yang kita sendiri tak bisa memahami bagaimana mempersamakannya. Kita punya banyak hal yang kita sukai tapi satupun tidak ada yang bisa mempersamakan kita. Tapi sempurnanya adalah kita berbeda, kita berwarna. Kita berbeda, kita bersama. Kita berbeda, kita bisa. Sungguh itulah yang tidak bisa dibuat-buat, sebuah kesamaan. Dan sungguh aku sangat terkesima dengan kata 'uncompakkk'.
Dinaungan doa dan harap, kutegakkan cinta dan kasih sayang kepada kalian anak manusia yang gagah mengayun lamgkah. Dengan riang gembira menakhlukan ketidaksamaan, ketidakkompakan menjadi kebersamaan.
Terimakasih kalian {}
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teruntuk teristimewah 7 kesayangan {} keluarga kecilku di ranah rantau.
mami Nanda, bude Jikpu, eteg Ici, tulang Pipit, 2 keponakan : mimin dan mumun, dan rosie kesayangan bunda : Melin {}
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hubungan ini tentu sangat berbeda dengan hubungan semestinya. Bila harus saling bicara sudah dipastikan tawa tak lepas dari lekukan pipi. Bila harus diam pun tawa tetap menemani. Hubungan ini runtuh begitu saja ntah dari mana datangnya. Tapi tentunya musim berganti tak lepass dari pengamat yang bisa menyimpan seribu perasaan. Seandainya detektor perasaan itu bisa membuat mengerti satu sama lain pasti saja tidak akan ada pembicaraan yang tidak disukai.
Disini meski aku tak bersama sanak saudara aku berasa hidup dekat dengan mereka. Sebatang kara itu bukan lagi aku sejak mata ini saling mentertawakan, manis-manisnya bercampur semua kesedihan tetap saja saling mentertawakan. Memberi makna yang berbeda. Itulah kenapa aku nyaman ketika aku merasa kesedihan itu sangat dekat.
Lihat saja birunya langit yang ternodai hubungan kita, aku sendiri pun tak tahu. Hubungan apa ini? Disana sini meja makan silih berganti seperti setiap dua puluh potong jam yanng tak pernah kembali dan belum berhenti. Ntah sadar atau tidak, saat ini aku pribadi memikirkannya. Sudah banyak bitiran-butiran kenangan yang rapih dalam folder khusus uncompakkk. Baru saja kuganti folder yang tadinya B8. Dan setiap helai kenangan itu bertuliskan tinta emas yang ntah darimana bisa kumiliki tinta-tinta itu. Semua kata yang tertuang benar-benar tercantung dnegan manisnya kemesraan dalam tawa, canda, tanpa sekalipun menyudutkan kepiluan.
Disini kurenungi sejenak setiap tapak yang melukisakan hari-hari berwarna. Sebelum kuucakpan kesekian kalinya "aku lagi serius", di bilikku ini aku mengitung setiap tetesan haru yang tak bertepi dan tak mau menepi. Sungguh rasa itu ada dalam ketakutan ini. Setiap permainan yang hampir bertema sama tapi bosan pun hampir terasa tapi bukan pengakhiran. Hanya saja terkadang butuh dan mencari-cari permainan unik yang bisa terus mengukir indahnya perjalanan ini.
Saat-saat diamana aku membina panca indra ini agar terus percaya bahwa warna apapun itu bisa aku dapatkan dengan mudah hanya dengan bersama orang super dermawan yang sennatiasa menbarkan bahagia. Taman indah seperti apapun bisa saja subur dengan bunga-bunga yang takkan sama. Barangkali disini akulah yang dengan hening merangkaikan apa-apa yang bisa aku bagi agar tak pernah kehabisan akal untuk potongan kisah esok.
Dihalaman diari kali ini aku amat tertarik dengan kata 'uncompakkk'. Tentang hal-hal yang tidak pernah bisa sama diantara kita. Beriringan dengan kemauan yang kita sendiri tak bisa memahami bagaimana mempersamakannya. Kita punya banyak hal yang kita sukai tapi satupun tidak ada yang bisa mempersamakan kita. Tapi sempurnanya adalah kita berbeda, kita berwarna. Kita berbeda, kita bersama. Kita berbeda, kita bisa. Sungguh itulah yang tidak bisa dibuat-buat, sebuah kesamaan. Dan sungguh aku sangat terkesima dengan kata 'uncompakkk'.
Dinaungan doa dan harap, kutegakkan cinta dan kasih sayang kepada kalian anak manusia yang gagah mengayun lamgkah. Dengan riang gembira menakhlukan ketidaksamaan, ketidakkompakan menjadi kebersamaan.
Terimakasih kalian {}
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teruntuk teristimewah 7 kesayangan {} keluarga kecilku di ranah rantau.
mami Nanda, bude Jikpu, eteg Ici, tulang Pipit, 2 keponakan : mimin dan mumun, dan rosie kesayangan bunda : Melin {}
Cemaskan Dirimu Cemaskan Hatimu
Bukan suatu maslah jika kita mau untuk berusaha meskipun hal itu akan sangat membuat kita merasa tidak nyaman bahkan lelah. Kau tahu rasanya wortel? ya seperti rasa sirsak. Kemarin aku meneguk segelas jus wortel dan rasanya murni sekali rasa wortel. Tidak berubah sedikitpun dari rasa wortel yang dimakan para kelinci. Tapi hari ini aku mengemas jus wortel yang baru. Dengan campuran perasan jeruk didalamnya. Kau tahu? Rasanya berubah hampir 360 derajat. Seperti rasa semangka. Seperti itulah perasaanku saat ini. Aku telah mengemasnya dengan campuran rasa bahagia yang dihadiahkan dari para pemberi bahagia. Kamu. Seperti itu pula rasanya, berubah!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
66% aku telah berhasil memasarkan kemasan-kemasan dari setiap bungkus perasaanku. Aku mulai membaginya untuk seluruuh anggota hidupku, bukan hanya aku saja tapi kepada para pelestari kebahagiaan.
Awalnya aku sangat cemas, mana mungkin bisa kurasakan segar asli dari wortel yang hanya bercampur dinginnya kerasan tetes-tetes air, sengaja kutambahkan air. Agar bisa sedikit saja kurasakan manis itu secara langsung. Padahal aku tahu pada saatnya wortel itu akan memberikan pertumbuhan yang baik bagi mata ini. Tapi sungguuh aku tidak mau mengecap wortel tanpa pemanis buatan itu. Aku sungguh tahu rasanya wortel itu.
Kemarin pun aku masih saja ragu, mana mungkin aku bisa meneguk jus wortel itu lagi stelah kubayangkan rasanya berulang kali memakan wortel yang sengaja dimasak. Lalu aku menambahkan pemanis lainnya, gula! tentu saja semakin membuatku berharap bahwa wortel itu akan senikmat jus mangga. Yang tidak hanya vitaminnya yang terasa tapi juga manisnya yang langsung terecap lidah.
Tapi hari ini aku sungguh amat yakin untuk meneguk jus wortel. Kata penjualnya, jus wortel campur jeruk itu enak. Ya, saya yakin itu enak, maka kupesan satu. Keraguan masi menyelinuti lidah ini, apa aku bisa menguknya tanpa gula, tanpa susu? Ahh, aku rasa aku perlu keduanya untuk mengurangi beban lidah ini mengantarnya ke peraduan berikutnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jangan cemaskan aku! Cemaskan saja dirimu, cemaskan hatimu!
Aku bukan ingin berpura-pura tegar disini, tapi aku ingin kuat dengan kerapuhan ini.
Hy...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
66% aku telah berhasil memasarkan kemasan-kemasan dari setiap bungkus perasaanku. Aku mulai membaginya untuk seluruuh anggota hidupku, bukan hanya aku saja tapi kepada para pelestari kebahagiaan.
Awalnya aku sangat cemas, mana mungkin bisa kurasakan segar asli dari wortel yang hanya bercampur dinginnya kerasan tetes-tetes air, sengaja kutambahkan air. Agar bisa sedikit saja kurasakan manis itu secara langsung. Padahal aku tahu pada saatnya wortel itu akan memberikan pertumbuhan yang baik bagi mata ini. Tapi sungguuh aku tidak mau mengecap wortel tanpa pemanis buatan itu. Aku sungguh tahu rasanya wortel itu.
Kemarin pun aku masih saja ragu, mana mungkin aku bisa meneguk jus wortel itu lagi stelah kubayangkan rasanya berulang kali memakan wortel yang sengaja dimasak. Lalu aku menambahkan pemanis lainnya, gula! tentu saja semakin membuatku berharap bahwa wortel itu akan senikmat jus mangga. Yang tidak hanya vitaminnya yang terasa tapi juga manisnya yang langsung terecap lidah.
Tapi hari ini aku sungguh amat yakin untuk meneguk jus wortel. Kata penjualnya, jus wortel campur jeruk itu enak. Ya, saya yakin itu enak, maka kupesan satu. Keraguan masi menyelinuti lidah ini, apa aku bisa menguknya tanpa gula, tanpa susu? Ahh, aku rasa aku perlu keduanya untuk mengurangi beban lidah ini mengantarnya ke peraduan berikutnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jangan cemaskan aku! Cemaskan saja dirimu, cemaskan hatimu!
Aku bukan ingin berpura-pura tegar disini, tapi aku ingin kuat dengan kerapuhan ini.
Hy...
Minggu, 24 Agustus 2014
Tulisan Kerinduan 3
Bisa saja semua tanya ini adalah kerinduan
Mari kusapa agar meluruhkan sebagian kerinduan ini
Hay anak manusia yang tidak bisa menempatkan diri
Masih saja pagi tadi aku menemukan pesan pribadimu
Tak sengaja saja masih bisa kuketahui
Padahal aku sudah berhenti dari beberapa social media
Ya hanya beberapa saja
Terutama tempat-tempat dimana aku bisa menemukan jejak datamu
Ahh, apalah coba
Jelas saja aku sudah lupa bagaimana sakit itu
Lupa bagaimana sedih itu
Lalu aku kembali menapaki bbm android
Yang mulai ting tong ting tong
Saat tepat paket data kujalankan
Singkat cerita itulah aku temukan kata-katamu
Bukan malah galau saku malah tertawa
Bahagia rasanya bisa melepaskan semuanya
Bukan masalah aku buktikan aku bisa kembali normal
Bukan tentang aku sudah tidak mencintaimu
Tapi tentu saja untuk menepati setiap suara malam itu
Karena siapa saja bisa mendengarkannya
Sungguh bukan karena aku telah berubah
Bukankah aku seharusnya menyerah dari awal
Sekarang ataupun nanti tentu tetap aku kan yang harus mngalah
Hay pemberi harapan palsu
Desir angin siang ini menusuk-nusuk nadi
Sayup-sayup kerinduan ini hanyalah perih
Menguliti perasaan yang rapih dalang bulir air mata
Ntahlah, mau sampai kapan begini
Perlahan tapi pasti aku pun akan menyusul langkahmu
Suatu tempat yang akan menyaksikanku kembali dari nol
Keramaian ini benar terasa hening
Ingin aku sampaikan kerinduanku
Menitip sepucuk rindu pada sinar matahari yang utuh sekali
Mengintip sedikit saja belahan hati disana
Ahh, sudahlah cintaku memang jauh disana
Cintaku jauh di pulau sana
Disini hanyalah perasaankku yang mulai kusam termakan waktu
Yang mulai merasa lelah menunggui udara keluar masuk
Biar saja kubisikkan kerinduan ini
Pada terik yang menhiasi aroma penantian yang msih saja bertahan
Melukiskan bayanganku yang mulai tinggal sendirian
Bagaimanapun aku tengah bersama bayanganku sendiri
Jadi tidak akan berkurang sedikit saja
Baik perasaan maupun kerinduan ini
Semua takkan melegakanku
Bahkan melihatmu pun tak cukup menghapusnya
Mrs. Kepo
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam keadaan diam sekalipun. Membaca, mendengar bahkan merasakan. bagaimanapun itu tentu akan sangat menyenangkan, bukan?
Perkenalkan, aku yani. Sejak saat itu aku menyebut diriku Mrs. Kepo. Kenapa? Ntahlah, aku sering begini, mempercayai setiap apa kata mereka tentang diriku. Mungkin bagiku pernyataan mereka adalah cermin yang paling baik. Ahh, tidak juga. Mungkin hanya kebetulan saja. Semuanya berawal dari cerita yang sangat asing bagiku sejak semuanya mengaharuskanku untuk berhenti.
Singkatnya gini,
Aku menyukai anak manusia yang aku sendiri tidak mengenalnya. Masih terlalu dini memperkenalkannya sebagai seorang kekasih. Tapi begitu adanya sesuatu yang menyentuh sebuah penggaris mengukur besarnya denyut nadi yang terus saja menerobos persendian siku lalu ke bahu dan sampailah pada jantung yang sejak awal sudah menghidupiku dari setiap udara gratis yang Dia ciptakan. Sungguh, fenomena alam yang aku sendiri sulit menjelaskannya.
Untuk pertama kalinya aku terlambat mengatakan aku menyukainya, untuk kedua kalinya aku terlambat meninggikan perasaanku untuk tidak mengatakannya, dan ketiga kalinya aku terlambat mengatakan selamat tinggal padanya. sampai disitu sajakah? Keempat kalinya aku juga terlambat mengatakan kembalilah pada kebaikanmu. kelima kalinya aku terlambat mengatakan aku minta maaf. Kelima kalinya aku pun terlambat memberikan berita duka tentang kerinduan yang tak terarah. Keenam kalinya aku terlambat lagi mengatkan selamat tinggal. Ketujuh pun aku masih terlambat mengatakan aku baru saja kembali pada hati yang telah perrgi. Kedelapan aku terlambat memilihkan tempat yang tepat untuk perasaanku sendiri. Kesembilan kalinya aku pun masih saja terlambat membiarkan perasaan ini tumbuh sewajarnya. Kesepuluh dan kessebelass kalinya aku terlambat mengatakan maaf dan terimakasih. Keduabelas kalinya aku terlambat untuk move on. Ketigabelas kalinya aku terlambat move away . Tapi keempatbelas kalinya aku justru terlambat menyadari bahwa Dia tidak pernah meninggalkanku.
Mrs. Kepo sepertiku ini selalu hidup dengan obsesi-obsesi yang sangat penting. Belum lagi ego yang selalu menempatkan posisi dari setiap obsesi tersebut dalam draft skala prioritas utama. Wahh, rasanya punya banyak keinginan untuk masa depan cemerlang.
Mrs. Kepo sepertiku ini, selalu ngedate dijam-jam segini, malam-malam yang penuh dengan tugas-tugas dunia. Termasuk tugas mencari tau aktivitasnya. Hmmmm, apa aja sih? Ya, bukan kebiasaan juga sih, tapi seru aja. Terkadang "nyesek", sedih, bahagia, ketawa sendiri, nangis sendiri juga pastinya. Ahh, kepo itu buahnya beraneka ragam dee. Malah terkadang bisa campur-campur juga kayak gado-gado, nyummiiii..
Ada banyak tujuan kenapa aku sering banget kepo. Aku cuma pingin tau sih, awalnya. Nah lama-lama hal itu berkembang. Terlebih berawal dari sindiran. Aku mah keras kepalanya kebangetan jadi semakin dijarakin ya semakin jadi dee.
Ntahlah ssebenernya ini tuh ngomongin aku yang kepo atau nyindir orang yang suka ngepoin aku? haha pede gilakkk. Tapi yaaaa, sejak doi bilang saya ini kepo bahkan dibanding-bandingin sejak itu aku mah sadar, langsung bangun dan mandi wajib. Tujuannya sih biar makin sering kepo dan makin sering cari tau. Tapi bukan ngepoi hal-hal ga penting kaya merekalah. uppssss, gmereka yang usil sama aku, yang ga suka akunya bahagia, da sekarang mah aku kasih aja semua kebahagiaan aku buat mereka yag uda dengan sengaja aku sakitin hatinya. Sekarang aku lagi ngepoin perintah-perintah dan larangan-Nya. Itu aja!!
Mrs. Kepo juga bisa hidup tanpa orang-orang yang membebani hatinya.
Makin ngelantur nihh, uda malem kali yaa :D
see you, babay :)
Sabtu, 23 Agustus 2014
Sungguh Aku Tidak Mengerti
Hari itu, aku dihadapkan dengan dua pilihan
Sayangnya hari itu, aku sama sekali belum fasih berbicara
Ahh, tidak tahu bagaimana harusnya memilih
Sungguh aku tidak mengerti
Padahal banyak sekali pemotivasi
Hari itu, hanya hari itu
Bukan ingin berandai-andai
Tapi hari itu, yang aku tahu hanya satu
Memilih tetap dengan semangatku
Ahh, ternyata semua itu obsesi semata
Memilih karena ego belaka
Sayangnya hari itu, aku benar-benar cepat memutuskan
Aku bahkan tidak tahu mengapa harus kuputuskan
Sungguh aku tidak mengerti
Aku bahkan tidak beralasan cukup kuat
Baru saja aku berpikir lebih terang
Mengapa bisa perasaan itu mengalahkannya
Bagaimana bisa aku memilihnya
Sungguh aku tidak mengerti
Semuanya terjadi hari itu
Hanya dengan mengatakan aku tak bisa
Aku membuat kesalahan besar
Perjuangannya aku kalahkan dengan perjuanganku
Hari itu, aku memilih setia pada keabstrakan
Bertahan dengan ilusi tentang dia yang kucintai
Melepaskan ketulusan dia yang mencintaiku
Ahh, rasanya baru kemarin
Sungguh aku tidak mengerti
Haruskah berlari membawa rasa malu ini
Bukankah edelweis itu cantik
Membayangkannya saja sangat indah
Aroma bahagia yanng harusnya dalam dekapan
Hari itu, bisa saja sempurna
Menyempurnakan segala setiap kebahagiaan
Sungguh aku tidak mengerti
Apa yang baru saja kulewati ini
Padahal tidak akan pernah terulang
Batu dengan butiran emas berkilau
Ntah darimana asalnya tapi pasti adanya
Kokoh nan indah
Bersinar dan menyinari apapun itu
Hari itu, dingin malam yang begitu nyaman
Pagar membatasi dinding-dinding kerinduan
Ahh, rasa takut yang berlebihan
Hari itu, aku membiarkannya begitu saja
Siapa sangka, guratan senyum ketulusan
Mengantarkan pesan
Aku tersipu
Hari itu, angin menyapu semua kepastian
Sungguh aku tidak mengerti
Aku membiarkannya pergi
Hy...
Memilih itu memang soal keabstrakan tapi konsekuensinya akan memberikan banyak pelajaran.
Hy...
Memilih itu memang soal keabstrakan tapi konsekuensinya akan memberikan banyak pelajaran.
Jumat, 22 Agustus 2014
Dewasa adalah...
Setiap orang tidak pernah tahu siapa jodohnya. Namun ketika seseorang menetapkan bahwa ia ingin bersama A maka dengan berani ia akan berani menanggungb segala resikonya. Itulah dewasa!!
Selagi masih ragu-ragu?? tentu belum!!
Sama halnya, saat setelah lulus kuliah kita akan dihadapkan dengan banyak pilihan : kerja, lanjut kuliah, menikah dll. Kita tidak bisa membandingkan semua pilihan itu. Misalnya, kerja lebih penting dari kuliah lagi, atau menikah lebih penting daripada kerja, atau yang lainnya. Pada saat itulah, itu adalah pilihan yang sulit. Pilihan yang ada konsekuensinya.
Dewasa adalah memilih pilihan dengan pertanggungjawaban dan penerimaan atas segala konssekuensinya.
Bukan penampilannya, juga usianya.
Bapak Ketang Wiyono
Selagi masih ragu-ragu?? tentu belum!!
Sama halnya, saat setelah lulus kuliah kita akan dihadapkan dengan banyak pilihan : kerja, lanjut kuliah, menikah dll. Kita tidak bisa membandingkan semua pilihan itu. Misalnya, kerja lebih penting dari kuliah lagi, atau menikah lebih penting daripada kerja, atau yang lainnya. Pada saat itulah, itu adalah pilihan yang sulit. Pilihan yang ada konsekuensinya.
Dewasa adalah memilih pilihan dengan pertanggungjawaban dan penerimaan atas segala konssekuensinya.
Bukan penampilannya, juga usianya.
Bapak Ketang Wiyono
Kamis, 21 Agustus 2014
Sebelum Selamanya
Sebelum selamanya,
Aku tahu itu lebih awal
Menatap saja sudah cukup tenang
Aku sedari dulu paham
Merasakannya lebih dari dalam
Andai itu tak cukup memimpikannya
Andai itu tak bagus untuknya
Setiap tik tok tik tok
Semuanya begitu sempurna
Andai itu tak perlu ada
Setiap terbit menyatakannya
Aku mencintai pagi
Aku menyukai malam
Aku menunggu terbitnya mentari
Aku senyap bersama rembulan
Sebelum selamanya,
Aku tahu lebih awal
Tapi aku selalu menyangkal
Hy...
Hy...
Selasa, 19 Agustus 2014
Sajak Menjagamu
Akan kurawat kau dalam diam
Agar tumbuh besar penuh pemahaman
Akan kurawat kau dalam hening
Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran
Akan kurawat kau dalam senyap
Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan.
Sungguh akan kurawat kau
Agar tidak ada yang menyakiti
Pun kalau memang harus disakiti
kau dan aku tahu apa yang terbaik dilakukan
Pun kalau memang harus gugur daun
Kau dan aku tahu besok lusa akan kembali rindang.
Akan kurawat kau dengan baik
Duhai "perasaanku"
Agar kita bisa melewati semua kisah
Cerita sedih maupun gembira
Karena kau adalah milikku satu-satunya
Dan setiap orang memiliki "perasaannya" masing-masing
Kan kujaga "perasaanku" sebaik-baiknya.
Dikutip dari buku, Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta
Tere Liye
Agar tumbuh besar penuh pemahaman
Akan kurawat kau dalam hening
Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran
Akan kurawat kau dalam senyap
Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan.
Sungguh akan kurawat kau
Agar tidak ada yang menyakiti
Pun kalau memang harus disakiti
kau dan aku tahu apa yang terbaik dilakukan
Pun kalau memang harus gugur daun
Kau dan aku tahu besok lusa akan kembali rindang.
Akan kurawat kau dengan baik
Duhai "perasaanku"
Agar kita bisa melewati semua kisah
Cerita sedih maupun gembira
Karena kau adalah milikku satu-satunya
Dan setiap orang memiliki "perasaannya" masing-masing
Kan kujaga "perasaanku" sebaik-baiknya.
Dikutip dari buku, Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta
Tere Liye
Kamis, 14 Agustus 2014
Aku Akan Bahagia
Aku sudah tidak apa sejak saat aku begitu yakin untuk melepaskannya..
Aku sungguh tidak apa saat aku benar-benar menyampaikan pesan terakhirku..
Bahkan aku sangat benar tidak apa, bagiku hanya menepati sebuah janji itu adalah kebutuhan..
Jadi aku tak mengapa meski butir-utir airmata harus dengan sengajaa ku buang hanya karna kerinduan bodohku.. ya bodoh sekali merindukannya.. sangat bodoh!!
Aku sudah tidak hidup dengan mengapa apalagi hidup dengan sengaja membiarkan orang lain terluka..
Aku benar-benar sudah hidup dengan kerinduanku kepada sang pemilik hati ini, yang Maha membolak-balikan hati manusia..
Aku sangat akan bahagia!!
Karena kau harus tahu, airmata dari seseorang yang tulus hatinya adalah bukti betapa kuat dan sabar fisiknya, betapa kokoh prinsip dan pendiriannya, betapa utuh jiwanya, betapa teguh langkahnya, betapa lapang hatinya dan itulah kekuatan, kesabaran dan kehormatan baginya.
Karena aku harus mengerti lebih dari apapun, meski aku takbisamelebihi siapapun tapi sudah pasti aku mau lebih dari apapun dan siapapun itu. Aku bukan tidak bisaa tapi aku tidak mau, bukan? Sekarang aku mau maka aku akan segera bisa..
Karena kau harus bahagia lebih dari siapapun, maka kau tahu siapa yang lebih penting bagimu, apa yang lebih berharga bagimu. Kaupun akan segera tahu..
Semua telah sampai pada waktunya, seperti kataku "Meskipun akhirnya akan sama tapi aku tidak berhenti dengan rasa sakit yang sama."
Terimakasih..
Hy...
Yang pertama adalah yang tak terlupakan itu benar, dan itulah hari ini.
14 Agustus 2014
5:28AM
Aku sungguh tidak apa saat aku benar-benar menyampaikan pesan terakhirku..
Bahkan aku sangat benar tidak apa, bagiku hanya menepati sebuah janji itu adalah kebutuhan..
Jadi aku tak mengapa meski butir-utir airmata harus dengan sengajaa ku buang hanya karna kerinduan bodohku.. ya bodoh sekali merindukannya.. sangat bodoh!!
Aku sudah tidak hidup dengan mengapa apalagi hidup dengan sengaja membiarkan orang lain terluka..
Aku benar-benar sudah hidup dengan kerinduanku kepada sang pemilik hati ini, yang Maha membolak-balikan hati manusia..
Aku sangat akan bahagia!!
Karena kau harus tahu, airmata dari seseorang yang tulus hatinya adalah bukti betapa kuat dan sabar fisiknya, betapa kokoh prinsip dan pendiriannya, betapa utuh jiwanya, betapa teguh langkahnya, betapa lapang hatinya dan itulah kekuatan, kesabaran dan kehormatan baginya.
Karena aku harus mengerti lebih dari apapun, meski aku takbisamelebihi siapapun tapi sudah pasti aku mau lebih dari apapun dan siapapun itu. Aku bukan tidak bisaa tapi aku tidak mau, bukan? Sekarang aku mau maka aku akan segera bisa..
Karena kau harus bahagia lebih dari siapapun, maka kau tahu siapa yang lebih penting bagimu, apa yang lebih berharga bagimu. Kaupun akan segera tahu..
Semua telah sampai pada waktunya, seperti kataku "Meskipun akhirnya akan sama tapi aku tidak berhenti dengan rasa sakit yang sama."
Terimakasih..
Hy...
Yang pertama adalah yang tak terlupakan itu benar, dan itulah hari ini.
14 Agustus 2014
5:28AM
Selasa, 12 Agustus 2014
Terbangun Waktu Pagi
Pagi adalah waktu dimana hari kemarin sudah tinggal kenangan yang memberikan kesempatan bagi kita yang ingin mencari seberkas cahaya kehidupan, mungkin sisa hari esok adalah pagi, iya pagi ini, hari ini. Setiap dari kita bisa saja kehilangan bagian dari dua puluh empat jam perhari, siapapun! Tapi kita bisa menemukan pagi saat kita berkesempatan memperbaiki hari kemarin untuk hari ini.
Pagi adalah waktu dimana sebagian orang sangat menantinya. Seperti yang mereka impikan disetiap malam-malam mereka. Hiduplah seperti semua pohon kokoh yang tidak pernah goyah meski angin mengahampirinya dengan tidak bersahabat.
Pagi adalah saat dimana semua harapan merekah, mencari penghidupan untuk terus bertahan. Menemukan celah untuk berpacu bahkan untuk melawan segala kekejaman, kesibukan dan keterlupaan. Tak peduli ia harus terlewati, karena baginya lebih baik terlewati namun ia akan selalu dinanti.
Hy...
Tidurlah wahai gelap yang memberiku ketenangan, terimakasih menemaniku malam tadi, beristirahatlah!
Pagi adalah waktu dimana sebagian orang sangat menantinya. Seperti yang mereka impikan disetiap malam-malam mereka. Hiduplah seperti semua pohon kokoh yang tidak pernah goyah meski angin mengahampirinya dengan tidak bersahabat.
Pagi adalah saat dimana semua harapan merekah, mencari penghidupan untuk terus bertahan. Menemukan celah untuk berpacu bahkan untuk melawan segala kekejaman, kesibukan dan keterlupaan. Tak peduli ia harus terlewati, karena baginya lebih baik terlewati namun ia akan selalu dinanti.
Hy...
Tidurlah wahai gelap yang memberiku ketenangan, terimakasih menemaniku malam tadi, beristirahatlah!
Jumat, 08 Agustus 2014
Kalau kalian menyukai seseorang, maka jika belum siap segera menikah besok, lepaskan saja.
Karena kalau kalian takut melepaskannya, boleh jadi kalian
sebenarnya sedang mengkonfirmasi kalian takut itu bukan jodoh kalian. Cemas jangan-jangan nanti disambar orang.
Sebab orang yang yakin, dia akan berani meluruhkan perasaan. Yakin sekali, besok lusa kalau memang jodoh, pasti akan kembali, di saat yang tepat, cara yang tepat, saat siap mengambil keputusan menikah.
*Tere Liye
Karena kalau kalian takut melepaskannya, boleh jadi kalian
sebenarnya sedang mengkonfirmasi kalian takut itu bukan jodoh kalian. Cemas jangan-jangan nanti disambar orang.
Sebab orang yang yakin, dia akan berani meluruhkan perasaan. Yakin sekali, besok lusa kalau memang jodoh, pasti akan kembali, di saat yang tepat, cara yang tepat, saat siap mengambil keputusan menikah.
*Tere Liye
Kamis, 07 Agustus 2014
Mereka Bilang Menangislah
Mereka bilang,
Menangislah ketika aku ingin menangis,
Menangislah jika dengan menangis aku akan lebih tenang,
Menangislah sampai tidak ada lagi airmata yang tersisa,
Menangislah,
Menangislah,
jika itu membuatku lebih kuat, tegar, teguh, kokoh, sabar, terhormat
Menangislah jika aku akan begitu bahagia,
Jangan berhenti sampai semua bebanku hilang,
Dengan itu aku boleh menangis,
Mereka bilang, tempat yang cocok disana,
Padang ilalang yang lebih tinggi dariku,
Bukit yang jauh dari rumahku,
Danau yang lebih luas dari masalahku,
Pantai yang ombaknya akan menerpa perihku,
Air terjun yang akan melenyapkan teriakkanku,
Di bawah air hujan yang akan menghapus peluhku,
Disetiap tetes wudhu yang akan membasuh mataku,
Di sana aku boleh berlama-lama,
Mereka bilang aku boleh menangis,
Menangislah di sana selama aku mau,
Hy...
Terimakasih "mereka" yang membuatku berkesempatan duduk dengan segenap kesedihan.
Menangislah ketika aku ingin menangis,
Menangislah jika dengan menangis aku akan lebih tenang,
Menangislah sampai tidak ada lagi airmata yang tersisa,
Menangislah,
Menangislah,
jika itu membuatku lebih kuat, tegar, teguh, kokoh, sabar, terhormat
Menangislah jika aku akan begitu bahagia,
Jangan berhenti sampai semua bebanku hilang,
Dengan itu aku boleh menangis,
Mereka bilang, tempat yang cocok disana,
Padang ilalang yang lebih tinggi dariku,
Bukit yang jauh dari rumahku,
Danau yang lebih luas dari masalahku,
Pantai yang ombaknya akan menerpa perihku,
Air terjun yang akan melenyapkan teriakkanku,
Di bawah air hujan yang akan menghapus peluhku,
Disetiap tetes wudhu yang akan membasuh mataku,
Di sana aku boleh berlama-lama,
Mereka bilang aku boleh menangis,
Menangislah di sana selama aku mau,
Hy...
Terimakasih "mereka" yang membuatku berkesempatan duduk dengan segenap kesedihan.
Manusia Bodoh
Tuhan,
sampai saat ini saya masih belum mengerti, sedang Engkau tidak henti memberi petunjuk.
-------------------------------------------------------------
Saya terlalu mencintainya, saya telah jatuh cinta sejak awal pertemuan itu.. Bahkan saya telah menempuh cara yang salah berulang kali.
Saya tahu tapi selalu mengingkari. Saya sadar tapi tidak mau membenarkan. Bahkan saya yakin ketetapan akan datang tepat pada waktunya, tapi saya memaksa.
Saya tahu persis, siapapun tidak ingin yang berlebihan Tapi cara saya sudah sangat keterlaluan. Saya bukan hanya menzhalimi diri saya sendiri tapi saya membuat masalah baginya yang saya sebut terbaik.
Saya tahu persis, siapapun akan muak bila dikejar-kejar cinta yang bukan halal baginya. Saya tahu itu karena saya pun merasa muak dengan orang yang berusaha mendekati saya. Padahal ia berhak atas perasaannya.
Saya terlalu bodoh mencintainya dengan cara yang salah. Bodoh lantaran saya terus berjuang hanya untuk mendapatkan tempat dihatinya untuk perasaan sebesar ini. Bodoh karena aku mengejar cinta yang tidak halal bagiku. Bodoh sekali diri ini. Bahkan "bodoh" tak lebih pantas untuk diriku. Membiarkannya jatuh terlalu dalam pada cinta yang dangkal. Yang memasung hati hanya untuk satu tempat. Bodoh!! Benar-benar bodoh membiarkan orang-orang yang masih perduli kusangkal kebenarannya, kuacuhkan ketetapan-Nya. Benar-benar bodoh membiarkan orang-orang yang membenciku tertawa disana, melihatku dengan sinis. Bodoh!!
-------------------------------------------------------------
sampai saat ini saya masih belum mengerti, sedang Engkau tidak henti memberi petunjuk.
-------------------------------------------------------------
Saya terlalu mencintainya, saya telah jatuh cinta sejak awal pertemuan itu.. Bahkan saya telah menempuh cara yang salah berulang kali.
Saya tahu tapi selalu mengingkari. Saya sadar tapi tidak mau membenarkan. Bahkan saya yakin ketetapan akan datang tepat pada waktunya, tapi saya memaksa.
Saya tahu persis, siapapun tidak ingin yang berlebihan Tapi cara saya sudah sangat keterlaluan. Saya bukan hanya menzhalimi diri saya sendiri tapi saya membuat masalah baginya yang saya sebut terbaik.
Saya tahu persis, siapapun akan muak bila dikejar-kejar cinta yang bukan halal baginya. Saya tahu itu karena saya pun merasa muak dengan orang yang berusaha mendekati saya. Padahal ia berhak atas perasaannya.
Saya terlalu bodoh mencintainya dengan cara yang salah. Bodoh lantaran saya terus berjuang hanya untuk mendapatkan tempat dihatinya untuk perasaan sebesar ini. Bodoh karena aku mengejar cinta yang tidak halal bagiku. Bodoh sekali diri ini. Bahkan "bodoh" tak lebih pantas untuk diriku. Membiarkannya jatuh terlalu dalam pada cinta yang dangkal. Yang memasung hati hanya untuk satu tempat. Bodoh!! Benar-benar bodoh membiarkan orang-orang yang masih perduli kusangkal kebenarannya, kuacuhkan ketetapan-Nya. Benar-benar bodoh membiarkan orang-orang yang membenciku tertawa disana, melihatku dengan sinis. Bodoh!!
-------------------------------------------------------------
Tuhan,
Jangan sedetik pun Kau hapus anugerah ini dari diriku. Kumohon tidak sedikit pun Kau kurangi dari hidupku. Biarkan saja ia tumbuh bersama sisa waktu yang ada. Aku ingin hidup lebih lama dengan cinta ini, dengan atau tanpanya aku akan bahagia bersama cinta ini.
Tuhan,
Aku kembali pada-Mu, ampuni jika aku teramat terlalu lama, terlambat terlalu lama. Ridhoi perjalananku
Hy...
Aku dengan segala yang ada didiriku.
Hy...
Aku dengan segala yang ada didiriku.
Rabu, 06 Agustus 2014
Hati untuk Perasaan
Sejak ia lahir dan kunamai 'Perasaan' ia berhak tumbuh dengan kasih sayang penuh, ia berhak atas penghidupan yang layak sebagaimana yang telah diatur dalam UUDH (Undang-Undang Dasar Hati). Dimana dan kapanpun kelahirannya tercatat rapih dalam hukum negara Hati-Hati. Bahkan siapa ayah bundanya pun bertuliskan tinta emas. Ia berhak atas bimbingan, tuntunan, bahkan paket lengkap istimewa yang berisi perjalanan hidupnya..
Hari ke hari, malam ke malam..
Aku memberinya ASI (Asupan Syariat Islam) agar ia tumbuh sesuai dengan syariat-Nya.
Kubesarkan ia dengan iman dan islam yang ikhlas dijalan-Nya, agar ia mengerti bagaimana ayah bundanya bersikeras menumbuhkembangkannya.
Ingat, saat ia mulai belajar 'tengkurep' ia merasa dadanya sesak, tapi guratan senyum itu tidak hilang darinya.
Ingat, saat ia mulai bisa duduk, terduduklah ia dalam tawa dari para pembawa bahagia, meskipun tidak sedikit yang inginkan ia untuk cepat bisa berlari.
Sampai saat ia mulai belajar berdiri, ia merambati setiap perlintasan, meski terkadang jatuh, ia berdiri lagi, lagi dan lagi, terus sampai ia dapati diri kokoh tanpa rambatan dan langkah pertamanya menggoreskan mimpi dari telapak kakinya, itulah saat ia mulai menjelma menjadi pemimpi yang ingin terus berlari.
Giginya yang mulai mengunyah sendiri, memakan apa saja yang ia temukan, disana aku mulai berani melarangnya, meski harus melihatnya menangis, aku tak segan memarahinya bahkan terkadang mencubitnya dengan manja.
Ingat saat ia mulai memasuki masa kanak-kanaknya, ia belajar, bermain, berteman, bertengkar, melakukan yang siapa saja lakukan ketika masa kecilnya. Ia begitu polos, Tuhan. Ia begitu jujur, ia begitu tulus dan ikhlas menerima perlakuan baik dan buruk.
Sampai saat aku lupa, ia telah beranjak memasuki dunia baru, aku lupa ia semakin tumbuh. Siapa sangka bahwa ia membutuhkan ruang untuk berkreasi. Menunjukkan bakatnya. Aku lupa, Tuhan.
Aku lupa membekalinya akhlak berkreasi, aku lupa mengajarkannya karakter berdedikasi. Aku gagal!! 'Perasaan' telah mengenal Hati. Hingga 'Perasaan' tak bisa menahan diri. Ia begitu angkuh bertemankan keduniaan. Ia tak mengerti cara menempatkan diri. Sampai akhirnya ia menyakiti siapapun. Ia memaksa ingin dimengerti. Ia mulai mencoba mencari-cari kesalahan untuk mencapai yang ia katakan itu yang akan membuatnya bahagia. Itu salahku, Tuhan. Salahku yang tidak belajar lebih awal untuk mengajarinya cara menempatkan diri di negara Hati-Hati ini.
Sampai ia mendapatkan tempat di sebagian Hati, ia lupa disana ada yang ia sakiti, banyak. yang ia tahu ia bahagia dengan dunianya itu. Itu salahku, Tuhan.
Tapi 'Perasaan' mengajarkanku untuk tidak berkata terlambat. Aku membawanya pergi, meskipun sebahagian dari hidupnya tertinggal pada Hati yang membahagiakannya.
Aku membawanya jauh dari Hati itu. Agar 'Perasaan' mengerti. Di negara Hati-Hati selalu ada pertemuan dan perpisahan. Lagi, aku lupa mengajarkan 'Perasaan' untuk mengatakan "selamat tingggal dan terimakasih"
Sejauh apapun aku membawanya pergi, ia sama sekali tidak bisa melupakan Hati, tidak akan pernah bisa. Meskipun berkali-kali 'Perasaan' menghabiskan waktunya dengan Jantung yang berusaha menghidupkannya. 'Perasaan' malah merasakan benih-benih kepedihan mnyempitkan dadanya. Mencabik-cabik dirinya sendiri, 'Perasaan' lelah, ingin ia bersandar dibahuku, tapi aku belum belajar sejauh itu. Sampai aku sadar, 'Perasaan''' mengajarkanku arti kehilangan. Ia membuatku gugup dengan sebuah kehilangan, membuatku rapuh lantaran airmatanya yang tak kunjung kering. Ia kehilangan dirinya, ia kehilangan Hati-nya. Ia kesepian dalam dekapanku. Ini salahku, Tuhan. aku lupa mengajarkannya untuk mensyukuri segala yang Kau beri, menjaga segala yang Kau titipkan, dan aku lupa memberitakannya bahwa Hati tengah menangis pilu saat harus melepaskannya.
Tak lama setelah kejadian itu, Hati datang menemuinya disuatu tempat dimana aku dan 'Perasaan' tengah bersiap untuk kehidupan baru. Hati datang menyampaikan semua kerinduannya, segala tentangnya yang ingin kejujuran 'Perasaan'. Namun 'Perasaan begitu takut, ia tidak pernah siap dengan kata perpisahan, tidak akan pernah. Ia bahkan tidak akan bisa mengatakan "selamat tinggal dan terimakasih" seperti yang bundanya katakan. 'Perasaan' begitu lemah tak berdaya untuk itu. Hingga ia menikmati hari itu hanya dengan tawa yang pasti berlalu.
Lagi, Aku membawa pulang. Mengatakan pasanya, kau bukan siapa-siapa, kau harus sadar 'Perasaan' ini hanya sekejap saja. Kau pasti bisa melupakan Hati.
Ini salahku, Tuhan. yang mengajarkannya untuk berlaku tidak adil atas dirinya. Aku membuat Hati kecewa untuk kesekian kalinya. Hingga akhirnya Hati pergi dan benar-benar pergi. Ini salahku, Tuhan. Aku menyakiti 'Perasaan', aku tak memperhatikan kebahagiannya. Dan aku menyesal memuat Hati meninggalkannya.
Kini, 'Perasaan' telah tumbuh dewasa. Ia menemukan banyak sekali organ yang apabila ia lihat memberi manfaat, apabila ia dengar bertambahlah ilmunya, dan apabila ia rasa mulialah akhlaknya. Aku tersenyum untuknya. Aku tenang bersamanya. Namun tak sediktpun mengubah keinginan 'Perasaan' untuk bertemu Hati.
Ini salahku, Tuhan. Aku masih belum bisa menjaga baik 'Perasaan'. Belum sampai ia benar-benar menemukan jalan untuk kesakralan.
Ingat, saat aku membawanya berlibur. Dengan sengaja aku mempertemukannya dengan Hati. Ini salahku, Tuhan. Aku terlalu ingin membuatnya bahagia bukan pada waktunya.
Lagi, mereka saling melepaskan. Tapi mereka memulai semuuanya dari awal. Semakin hari rasa takut kehilangan semakin besar daripada apapun yang mereka jalani. Ini salahku, Tuhan. Yang membiarkan 'Perasaan' salah lagi memilih. Padahal aku cukup anyak belajar tapi tetap kubiarkan ia trsesat. Ini salahku, Tuhan.
Kini, kubiarkan 'Perasaan' belajar mengerti dan belajar membiasakan diri, menempatkan sebaik-baiknya dirinya. Semoga Hati bisa menjaga 'Perasaan'. Semoga berdua bisa bersatu, begitu doaku. Isi doaku.
Tuhan, maafkan 'Perasaan' yang membiarkan Hati memilikinya tanpa kesakralan seperti yang Kau katakan. Maafkan 'Perasaan' dan Hati yang mengingkari kebaikan yang Kau nyatakan. Berilah 'Perasaan' dan Hati lebih banyak waktu untuk belajar lebih banyak. Agar mereka mengerti sepantas apa mereka mampu berjalan, seindah apa takdir yang kan Kau tunjukkan nantinya. Ini salahku, Tuhan. Maafkan kelalaianku atas 'Perasaan' yang salah dalam bimbinganku. Terimakasih untuk kesempatanku bisa bernafas lebih lama dari yang kupikirkan.
Hy...
6 Agustus 2014
Hati adalah pemberian terbesar dari Ayah, yang dihadiakannya untuk 'Perasaan' yang tulus ikhlas mencintanya karena Allah. Terimakasih.
Hari ke hari, malam ke malam..
Aku memberinya ASI (Asupan Syariat Islam) agar ia tumbuh sesuai dengan syariat-Nya.
Kubesarkan ia dengan iman dan islam yang ikhlas dijalan-Nya, agar ia mengerti bagaimana ayah bundanya bersikeras menumbuhkembangkannya.
Ingat, saat ia mulai belajar 'tengkurep' ia merasa dadanya sesak, tapi guratan senyum itu tidak hilang darinya.
Ingat, saat ia mulai bisa duduk, terduduklah ia dalam tawa dari para pembawa bahagia, meskipun tidak sedikit yang inginkan ia untuk cepat bisa berlari.
Sampai saat ia mulai belajar berdiri, ia merambati setiap perlintasan, meski terkadang jatuh, ia berdiri lagi, lagi dan lagi, terus sampai ia dapati diri kokoh tanpa rambatan dan langkah pertamanya menggoreskan mimpi dari telapak kakinya, itulah saat ia mulai menjelma menjadi pemimpi yang ingin terus berlari.
Giginya yang mulai mengunyah sendiri, memakan apa saja yang ia temukan, disana aku mulai berani melarangnya, meski harus melihatnya menangis, aku tak segan memarahinya bahkan terkadang mencubitnya dengan manja.
Ingat saat ia mulai memasuki masa kanak-kanaknya, ia belajar, bermain, berteman, bertengkar, melakukan yang siapa saja lakukan ketika masa kecilnya. Ia begitu polos, Tuhan. Ia begitu jujur, ia begitu tulus dan ikhlas menerima perlakuan baik dan buruk.
Sampai saat aku lupa, ia telah beranjak memasuki dunia baru, aku lupa ia semakin tumbuh. Siapa sangka bahwa ia membutuhkan ruang untuk berkreasi. Menunjukkan bakatnya. Aku lupa, Tuhan.
Aku lupa membekalinya akhlak berkreasi, aku lupa mengajarkannya karakter berdedikasi. Aku gagal!! 'Perasaan' telah mengenal Hati. Hingga 'Perasaan' tak bisa menahan diri. Ia begitu angkuh bertemankan keduniaan. Ia tak mengerti cara menempatkan diri. Sampai akhirnya ia menyakiti siapapun. Ia memaksa ingin dimengerti. Ia mulai mencoba mencari-cari kesalahan untuk mencapai yang ia katakan itu yang akan membuatnya bahagia. Itu salahku, Tuhan. Salahku yang tidak belajar lebih awal untuk mengajarinya cara menempatkan diri di negara Hati-Hati ini.
Sampai ia mendapatkan tempat di sebagian Hati, ia lupa disana ada yang ia sakiti, banyak. yang ia tahu ia bahagia dengan dunianya itu. Itu salahku, Tuhan.
Tapi 'Perasaan' mengajarkanku untuk tidak berkata terlambat. Aku membawanya pergi, meskipun sebahagian dari hidupnya tertinggal pada Hati yang membahagiakannya.
Aku membawanya jauh dari Hati itu. Agar 'Perasaan' mengerti. Di negara Hati-Hati selalu ada pertemuan dan perpisahan. Lagi, aku lupa mengajarkan 'Perasaan' untuk mengatakan "selamat tingggal dan terimakasih"
Sejauh apapun aku membawanya pergi, ia sama sekali tidak bisa melupakan Hati, tidak akan pernah bisa. Meskipun berkali-kali 'Perasaan' menghabiskan waktunya dengan Jantung yang berusaha menghidupkannya. 'Perasaan' malah merasakan benih-benih kepedihan mnyempitkan dadanya. Mencabik-cabik dirinya sendiri, 'Perasaan' lelah, ingin ia bersandar dibahuku, tapi aku belum belajar sejauh itu. Sampai aku sadar, 'Perasaan''' mengajarkanku arti kehilangan. Ia membuatku gugup dengan sebuah kehilangan, membuatku rapuh lantaran airmatanya yang tak kunjung kering. Ia kehilangan dirinya, ia kehilangan Hati-nya. Ia kesepian dalam dekapanku. Ini salahku, Tuhan. aku lupa mengajarkannya untuk mensyukuri segala yang Kau beri, menjaga segala yang Kau titipkan, dan aku lupa memberitakannya bahwa Hati tengah menangis pilu saat harus melepaskannya.
Tak lama setelah kejadian itu, Hati datang menemuinya disuatu tempat dimana aku dan 'Perasaan' tengah bersiap untuk kehidupan baru. Hati datang menyampaikan semua kerinduannya, segala tentangnya yang ingin kejujuran 'Perasaan'. Namun 'Perasaan begitu takut, ia tidak pernah siap dengan kata perpisahan, tidak akan pernah. Ia bahkan tidak akan bisa mengatakan "selamat tinggal dan terimakasih" seperti yang bundanya katakan. 'Perasaan' begitu lemah tak berdaya untuk itu. Hingga ia menikmati hari itu hanya dengan tawa yang pasti berlalu.
Lagi, Aku membawa pulang. Mengatakan pasanya, kau bukan siapa-siapa, kau harus sadar 'Perasaan' ini hanya sekejap saja. Kau pasti bisa melupakan Hati.
Ini salahku, Tuhan. yang mengajarkannya untuk berlaku tidak adil atas dirinya. Aku membuat Hati kecewa untuk kesekian kalinya. Hingga akhirnya Hati pergi dan benar-benar pergi. Ini salahku, Tuhan. Aku menyakiti 'Perasaan', aku tak memperhatikan kebahagiannya. Dan aku menyesal memuat Hati meninggalkannya.
Kini, 'Perasaan' telah tumbuh dewasa. Ia menemukan banyak sekali organ yang apabila ia lihat memberi manfaat, apabila ia dengar bertambahlah ilmunya, dan apabila ia rasa mulialah akhlaknya. Aku tersenyum untuknya. Aku tenang bersamanya. Namun tak sediktpun mengubah keinginan 'Perasaan' untuk bertemu Hati.
Ini salahku, Tuhan. Aku masih belum bisa menjaga baik 'Perasaan'. Belum sampai ia benar-benar menemukan jalan untuk kesakralan.
Ingat, saat aku membawanya berlibur. Dengan sengaja aku mempertemukannya dengan Hati. Ini salahku, Tuhan. Aku terlalu ingin membuatnya bahagia bukan pada waktunya.
Lagi, mereka saling melepaskan. Tapi mereka memulai semuuanya dari awal. Semakin hari rasa takut kehilangan semakin besar daripada apapun yang mereka jalani. Ini salahku, Tuhan. Yang membiarkan 'Perasaan' salah lagi memilih. Padahal aku cukup anyak belajar tapi tetap kubiarkan ia trsesat. Ini salahku, Tuhan.
Kini, kubiarkan 'Perasaan' belajar mengerti dan belajar membiasakan diri, menempatkan sebaik-baiknya dirinya. Semoga Hati bisa menjaga 'Perasaan'. Semoga berdua bisa bersatu, begitu doaku. Isi doaku.
Tuhan, maafkan 'Perasaan' yang membiarkan Hati memilikinya tanpa kesakralan seperti yang Kau katakan. Maafkan 'Perasaan' dan Hati yang mengingkari kebaikan yang Kau nyatakan. Berilah 'Perasaan' dan Hati lebih banyak waktu untuk belajar lebih banyak. Agar mereka mengerti sepantas apa mereka mampu berjalan, seindah apa takdir yang kan Kau tunjukkan nantinya. Ini salahku, Tuhan. Maafkan kelalaianku atas 'Perasaan' yang salah dalam bimbinganku. Terimakasih untuk kesempatanku bisa bernafas lebih lama dari yang kupikirkan.
Hy...
6 Agustus 2014
Hati adalah pemberian terbesar dari Ayah, yang dihadiakannya untuk 'Perasaan' yang tulus ikhlas mencintanya karena Allah. Terimakasih.
Selasa, 05 Agustus 2014
Untukmu yang....
Untukmu yang tertawa dibuatnya, menunggu kepastian yang tak juga tiba..
Dimana bisa kau temukan kepingan-kepingan canda yang bisa kau kumpulkan untuk menempati kehidupan berkepastian? Sedang disana pun dia menanyakan hal serupa. Berada dekat dengan tawa yang selalu berpengharapan menemukan sisanya agar lengkap terjalin. Namun sebenarnya hatimu tengah resah mendapati benih-benih kesedihan yang mendalam.
Untukmu yang telah mendapati benih-benih kesedihan, bibit-bibit kesendirian yang berpelu duka, serta tunas-tunas pengharapan yang semakin ingin dewasa. Dimana bisa kau rasakan keramaian yang sebenarnya disanalah kamu berada? Sedang kau termangu mendapati diri dalam kepiluan Berada dekat sangat dekat dengan kepalsuan yang menyelimuti ribuan keinginan. Kau tampak buruk di tengah masa depan..
Untukmu yang salah menaruh harapan. Kemana lagi kau akan berjalan jika kau sendiri tak tahu bagaimana sulitnya memilih jalan. Pilihkan hatimu tempat terindah untuk bersemayamnya ketenangan. Bukan membiarkan hatimu terbelenggu dengan pengharapan tak berujung kemenangan. Kau bisa saja mengingat tempat-tempat mana yang sudah kau singgahi, tapi kau mampu memilih tempat terbaik untuk menaruh jutaan asa yang membawamu pada kemuliaan. Keridhoan dari Tuhanmu, orangtuamu.
Untukmu yang masih menanti keabstrakan. Sebisa itukah kau membiarkan dirimu terzhalimi lantaran kau sendiri tak berkemampuan mempertahankannya. Sudahlah, ketegaranmu hanya akan menggerogoti hati yang begitu dinantikan. Berlarilah sejauh kau ingin mengejar mimpimu. Tinggalkan selagi kau tahu hari ini kau mampu berdiri dengan lantang katakan "Aku Bebas". Aku akan melanjutkan perjalanan panjangku sekalipun hanya dengan sisa nafas hari ini.
Untukmu yang terus berusaha. Didepan sana kau bisa lihat bukan? Padang luas nan indah, disanalah kau akan sampai. Menapaki setiap jejak yang lebih dulu menikmatinya. Jadikan jejakmu yang lebih sedikit dari yang pernah membentuk lukisan jejak. Secepatnya kau akan tepat menyaksikan ketepatan waktu yang berpihak kepadamu.
Untukmu yang menginginkan ketenangan jiwa. Pandanglah sisi terangnya. Lapangkan kesempetian hatimu untuk meraup kebahagiaan sejati. Lebarkan langkahmu untuk sampai tepat pada waktunya.
Semua akan indah pada waktunya, bukan?
Dimana bisa kau temukan kepingan-kepingan canda yang bisa kau kumpulkan untuk menempati kehidupan berkepastian? Sedang disana pun dia menanyakan hal serupa. Berada dekat dengan tawa yang selalu berpengharapan menemukan sisanya agar lengkap terjalin. Namun sebenarnya hatimu tengah resah mendapati benih-benih kesedihan yang mendalam.
Untukmu yang telah mendapati benih-benih kesedihan, bibit-bibit kesendirian yang berpelu duka, serta tunas-tunas pengharapan yang semakin ingin dewasa. Dimana bisa kau rasakan keramaian yang sebenarnya disanalah kamu berada? Sedang kau termangu mendapati diri dalam kepiluan Berada dekat sangat dekat dengan kepalsuan yang menyelimuti ribuan keinginan. Kau tampak buruk di tengah masa depan..
Untukmu yang salah menaruh harapan. Kemana lagi kau akan berjalan jika kau sendiri tak tahu bagaimana sulitnya memilih jalan. Pilihkan hatimu tempat terindah untuk bersemayamnya ketenangan. Bukan membiarkan hatimu terbelenggu dengan pengharapan tak berujung kemenangan. Kau bisa saja mengingat tempat-tempat mana yang sudah kau singgahi, tapi kau mampu memilih tempat terbaik untuk menaruh jutaan asa yang membawamu pada kemuliaan. Keridhoan dari Tuhanmu, orangtuamu.
Untukmu yang masih menanti keabstrakan. Sebisa itukah kau membiarkan dirimu terzhalimi lantaran kau sendiri tak berkemampuan mempertahankannya. Sudahlah, ketegaranmu hanya akan menggerogoti hati yang begitu dinantikan. Berlarilah sejauh kau ingin mengejar mimpimu. Tinggalkan selagi kau tahu hari ini kau mampu berdiri dengan lantang katakan "Aku Bebas". Aku akan melanjutkan perjalanan panjangku sekalipun hanya dengan sisa nafas hari ini.
Untukmu yang terus berusaha. Didepan sana kau bisa lihat bukan? Padang luas nan indah, disanalah kau akan sampai. Menapaki setiap jejak yang lebih dulu menikmatinya. Jadikan jejakmu yang lebih sedikit dari yang pernah membentuk lukisan jejak. Secepatnya kau akan tepat menyaksikan ketepatan waktu yang berpihak kepadamu.
Untukmu yang menginginkan ketenangan jiwa. Pandanglah sisi terangnya. Lapangkan kesempetian hatimu untuk meraup kebahagiaan sejati. Lebarkan langkahmu untuk sampai tepat pada waktunya.
Semua akan indah pada waktunya, bukan?
Langganan:
Postingan (Atom)